MENJADI GENERASI CERDAS DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN
Seorang dikatakan pemuda jika ia berumur 10-24 tahun.
Ketika kita mendengar istilah pemuda, hal yang terbesit dalam benak adalah
sebuah semangat yang membara, optimisme yang menggebu-gebu, penuh dengan
hal-hal yang pantang menyerah. Pemuda merupakan sosok yang sangat berperan
dalam keberlangsungan suatu kehidupan. Setiap orang yang tua pasti pernah
mengalami muda. Kita tengok sejarah sejenak, kemerdekaan bangsa Indonesia 17
Agustus 1945 tak luput dari peran serta pemuda dimana kiprah pemuda dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sangatlah luar biasa dengan semangat
pantang menyerah, mereka mampu membawa Indonesia merdeka dari penjajah, pemuda
pula yang merencanakan dengan segera untuk memproklamasikan diri, agar dunia
tahu bahwa Indonesia adalah negara yang merdeka.
Seiring berkembangnya waktu era modernitas telah
mengubah pola hidup pemuda menjadi hidup yang hedonis dan ala korea maupun
kebarat-baratan. Para pemuda lebih suka menghabiskan waktu dengan memanjakan
diri dengan mengikuti kebudayaan korea dan barat. Mereka menyukai obrolan tentang
hormonai, minum-minuman keras, narkoba dan sebagainya. Betapa para pejuang
kemerdekaan menangis dengan keadaan deminikian karena mereka telah berjuang
sekuat tenaga, harta dan nyawa untuk memerdekaan negara, dan kita senagai
generasi penerus tidak mensyukuri dan mengisi dengan hal-hal yang positif. Menjadikan
indonesia yang sesuai dengan cita-cita leluhur dan sesuai dengan tujuan awal
Indonesia didirikan.
Oleh sebab itu, sebagai pemuda sekaligus generasi
bangsa indonesia kita harus cerdas dalam menghadapi gejolak zaman yang jika
tidak berhati-hati akan menhancurkan diri. Kita harus membangun pondasi yang pertama, dengan agama, karena tak
satupun agama yang mengajarkan keburukan. Sebagai negara pluralitas ada 6 agama
di Indonesia tapi semua agama itu selalu mengajarkan dengan kebaikan. Apapun
agama anda bentengilah diri dengan agama, dengan begitu kita akan menjadi
manusia yang berkarakter terpuji. Setiap manusia yang dilahirkan dibumi
merupakan suatu anugerah dari Tuhan, jadi jangan sia-siakan dengan melakukan
hal-hal yang merugikan orang lain, tapi dengan hidup ini bagaimana kita bisa berarti
dan berguna untuk orang lain. Kedua,pendidikan
dalam lingkunagn keluarga adalah pendidikan yang pertama dijalani oleh manusia,
jadi sebagai orang tua harus bisa menjadi figur yang baik bagi anaknya dan
menjadi pendidik terbaik dalam kehidupan seorang anak. Pendidikan merupakan hal
yang diwajibkan di negara Indonesia. Indonesia mewajibkan 9 tahun pendididikan,
hal inilah sebagai pemuda untuk berinteraksi denganorang-orang sekitar dengan
budi yang terpuji pula. Pendidikan indonesia yang selalu berubah-ubah kurikulum
dengan maksud menyesuaikan pola pendidikan yang bisa menjadikan insan sesuai
dengan cita-cita bangsa. Kenyataan yang ada belum terwujud juga, hal ini patut
kita tarik garis benag merah sebenarnya apa yang salah dari pola pendidikan di Indonesia,
sehingga belum mampu menciptakan kader-kader bangsa yang menjadikan Indonesia
makmur dan sejahtera. Pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi
belum mampu menelurkan insan yang berkualitas untuk membangun Indonesia.
Pendidikan yang ada di Indonesia kurang merata ke seluruh pelosaok nusantara,
mungkij itulah salah satu penyebab bahwa pendidikan di Indonesia belum mampu
menciptakan insan yang berkompeten dalam menghadapi tantangan zaman. Ketiga, sebagai generasi muda, haruslah
melek realita. Harus tahu kebutuhan bangsa, tidak hanya memandang sebelah mata
dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Kepekaan dalam mengamati kondisi di
lingkungan sekitar haruslah dimiliki para pemuda. Jangan sampai sebagai pemuda
kita tak berbuat apa-apa padahal di daerah sekeliling kita butuh bantuan kita. Melakukan
hal-hal yang positif merupakan hal yang harus di tanamkan pada benak pemuda
agar kedepannya bisa menjadi generasi bangsa yang bisa menjadikan bangsa
menjadi aman, makmur dan sejahtera. Di dalam negara yang berkembang ini peran
pemuda sangat dibutuhkan.
Menjadi generasi bangsa yang berkualitas dan berkarakter
perlu adanya upaya dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari pihak keluarga,
masyarakat maupun pemerintah. Keluarga sebagai pondasi pembentukan karakter
manusia harus mampu menanamkan hal-hal yang positif. Lingkungan masyarakat juga
harus mendukung dalam perkembangan seseorang, lingkungan yang baik akan membawa
ke arah baik, dan jika lingkungan yang buruk akan membawa ke arah buruk juga.
Peran pemerintah dalam mengayomi para pemuda juga sangat diharapkan demi
terciptanya generasi unggul.