Komunikasi
Interpersonal
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah
“Komunikasi Pendidikan”
Dosen Pembimbing :
Agus
Purwowidodo, M.Pd
Disusun
oleh:
1. Siti
Musyaropah (3214113155)
2. Sutanto Wasis Presetyo (3214113160)
4. Titin Nur Hidayah (3214113162)
5. Ayu Indah Sari (3214113181)
Tarbiyah/TMT 5E
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR
السّلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
akal dan kalbu untuk berfikir dan merenungkan ciptaaan-Nya yang Maha Agung, agar senantiasa mengabdi
kepada-Nya. Shalawat berangkaikan salam kita hadiahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW. yang telah membawa perubahan bagi umat manusia dari zaman
jahiliyyah menjadi zaman yang terang benderang, zaman yang beradab dan berilmu pengetahuan, juga
sebagai suri tauladan yang baik (uswatun hasanah) untuk dapat hidup bahagia di
dunia dan akhirat.
Dengan adanya makalah ini, kami harap dapat membantu
semua pembaca agar mengenal lebih dekat betapa pentingnya mempelajari “Komunikasi Interpersonal”.
Kami menyadari walaupun kami telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini, tetapi masih banyak kekurangan
yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah
membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan
dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Amin.
Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfa’at untuk penulis khususnya, dan pembaca pada
umumnya.
والسّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tulungagung, 11 Nopember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi ada di mana-mana, bisa di
rumah ketika berkumpul bersama di ruang keluarga, di kampus ketika membicarakan
tugas kelompok, di masjid ketika khutbah Jumat, di kantor ketika manager
memberikan tugas dan di manapun di belahan dunia ini. Ada sebuah penelitian
yang mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi.
Dengan komunikasi kita menciptakan hal-hal positif di sekitar kita. Yaitu
membentuk rasa saling pengertian menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih
sayang, menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban. Namun dengan
komunikasi juga menciptakan hal-hal negatif di sekitar kita. Misalnya
menyuburkan perpecahan, menumbuhkan permusuhan, menanamkan kebencian,
merintangi kemajuan hingga menghambat pemikiran.
Salah satu tatanan komunikasi adalah
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal membutuhkan keterampilan
dalam mengkomunikasikannya. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis ingin
menyajikan mengenai seberapa pentingnya komunikasi interpersonal dalam
komunikasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai
penyampaian informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat juga
meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin. Komunikasi merupakan
suatu proses yang vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan bagi
efektivitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan,
manajemen konflik, serta proses-proses organisasi lainnya. Studi-studi tentang
perilaku manajerial menunjukkan bahwa bagian terbesar waktu manajer dalam kerja
digunakan untuk komunikasi dengan orang lain (Burns, 1954; Kelly, 1964).
B. Komunikasi Interpersonal
1.
Pengertian
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
antar pribadi (interpersonal communication)
didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal
Communication Book”. (Devito, 1989 : 4) sebagai: “Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua
orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan
beberapa umpan balik seketika”.
(the process of
sending and receiving messages between two persons, or among a small group of
persons, with some effect and some immediate feedback).
Hovland (1948:371) menyatakan bahwa
komunikasi antarpribadi sebagai suatu keadaan interaksi ketika seseorang
(komunikator) mengirimkan stimuli (biasanya simbol-simbol verbal) untuk
mengubah tingkah laku orang lain (komunikan), dalam sebuah peristiwa tatap
muka.
Sebagai suatu proses, komunikasi
antarpribadi merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi
secara terus-menerus atau bisa dibilang merupakan suatu yang dinamis. Artinya,
segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi antarpribadi selalu dalam keadaan
berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungan.
Proses komunikasi antarpribadi dapat
digambarkan sebagai proses yang sirkuler (artinya bahwa setiap orang yang
terlibat dalam komunikasi antarpribadi bertindak sebagai pembicara sekaligus
pendengar dan sebagai actor sekaligus
reactor) dan terus menerus (sebagai
proses yang terus-menerus diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti,
sehingga batasan awal dan berakhirnya komunikasi antarpribadi menjadi tidak
jelas)
2.
Karakteristik Komunikasi
Interpersonal
Ciri-ciri
umum dari komunikasi interpersonal, menurut Rogers (dalam Liliweri, 1991)
adalah sebagai berikut:
a. Arus pesan yang ada cenderung dua
arah
b. Konteks komunikasinya tatap muka
c. Tingkat umpan balik yang terjadi
tinggi
d. Menuntut kemampuan selektivitas yang
tinggi
e. Kecepatan jangkauan terhadap
audience yang relatife lebih lambat
f. Efek yang mungkin terjadi adalah
perubahan sikap.
Sifat-sifat komunikasi antarpribadi antara lain:
a.
Tidak terelakkan
Dalam
berbagai hal kita sering berkomunikasi tanpa tujuan ayau berkomunikasi tanpa di
pikirkan dulu. Misalnya, ketika kita berada di kerumunan orang secara tak sadar
kita akan memandang atau memberi tanggapan terhadap sesuatu di sekitar kita.
b.
Tidak dapat diubah
Sesuatu
yang sudah dikomunikasikan, tidak bisa
diubah. Oleh sebab itu, kita harus hati-hati jika mengatakn sesuatu kepada
orang lain.
c.
Mempunyai dimensi isi
dan hubungan
Dalam
pengertian ini komunikasi menunjuk pada isi dan hubungan di antara para pelakunya.
d.
Melibatkan proses
penyesuaian
Komunikasi
bisa berlansung apabila saling memberi sinyal yang sama. Sebaliknya, komunikasi
menjadi kurang lancar apabila para pelakunya memiliki system sinyal yang
berbeda-beda. Prinsip ini menekankan bahwa melalui komunikasi kita belajar
sinyal-sinyal orang lain, komunikasi melibatkan setiap pelaku untuk saling
menyesuaikan diri.
e. Dapat
dilihat sebagai hubungan simetris atau hubungan saling melengkapi
Dalam
hubungan simetrik, perilaku seseorang akan bercermin pada perilaku rang lain.
3.
Tujuan
Komunikasi interpersonal
Tujuan
komunikasi antarpribadi antara lain:
a.
Mengenal diri sendiri
dan orang lain
Komunikasi
ini memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri.
Melalui komunikasi ini kita juga belajar tentang bagaimana dan sejauhmana kita
harus membuka diri pada orang lain. Selain itu, komunikasi ini juga akan
membuat kita mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain sehingga Kita
dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.
b.
Mengetahui dunia luar
Komunikasi
ini memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang
objek dan kejadian-kejadian orang lain.
c.
Menciptakan dan
memelihara hubungan menjadi bermakna
Kita
diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk social sehingga dalam
kehidupan sehari-hari kita ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat
dengan orang lain sehingga kita menggunakan banyak waktu untuk berkomunikasi
antarpribadi . hubungan ini membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta
membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.
d.
Mengubah sikap dan
perilaku
Dalam
komunikasi antarpribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang
lain. Kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui
komunikasi antarpribadi.
e.
Bermain dan mencari
hiburan
Bermain
mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Seringkali tujuan ini
dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu
dilakuakn karena bisa member suasana yang lepas.
f.
Membantu
Psikiater, psikolog klinik dan ahli
terapi adalah contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain.
Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi antarpribadi.
Adapun
tujuan komunikasi inrterpersonal menurut Muhammad (2002) mencangkup berikut ;
a. Menemukan diri sendiri
b. Menemukan dunia luar
c. Membentuk dan menjaga hubungan yang
penuh arti
d. Berubah sikap dan perilaku
e. Untuk bermain dan kesenangan
f. Untuk membantu
4.
Pola Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lain. Ini berarti informasi atau pesan yang diterima dapat dipahami oleh kedua
belah pihak. Pengirim informasi atau pesan merupakan unsur yang paling penting
dalam komunikasi interpersonal, karena dapat memberikan umpan balik kepada
pengirim informasi atau pesan. Betapa pentingnya umpan balik tidak dapat
disangkal lagi, karena keefektifan komunikasi interpersonal sangat tergantung
padanya.
Adapun
karakteristik umpan balik efektif menurut Toha (2002) antara lain :
a. Intensi
Umpan balik yang efektif jika diarahkan secara langsung
untuk menyempurnakan pelaksanaan pekerjaan dan lebih menjadikan pegawai
organisasi yang paling berharga
b. Kekhususan specificity
Umpan balik yang efektif dirancang untuk membekali
penerimaan dengan informasi yang khusus sehingga mereka mengetahuhi apa yang
seharusnya dikerjakan untuk suatu situasi yang benar.
c. Diskriptif
Efektifitas umpan balik dapat pula dilakukan dengan lebih
bersifat deskriptif dibandingkan dengan yang bersifat evaluatif.
d. Kemanfaatan
Karakteristik ini meminta agar setiap umpan balik mengandung
informasi yang dapat digunakan oleh pegawai untuk pejabat dalam rangka
memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaan.
e. Tepat waktu
Umpan balik yang efektif jika terdapat
pertimbangan-pertimbangan yang memperhitungkan faktor waktu.yang tepat.
f. Kesiapan
Agar umpan balik efektif, para pegawai hendaknya mempunyai
kesiapan untuk menerima umpan balik tersebut.
g. Kejelasan
Umpan balik yang efektif, jika dapat dimengerti secara baik
oleh penerima.
h. Validitas
Agar umban balik efektif, maka hendaknya umpan balik
tersebut dapat dipercaya dan sah.
5.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi komunikasi interpersonal
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
interpersonal, diantaranya:
a. Percaya (trust)
b. Empati
c. Sikap sportif
d. Sikap terbuka
e. Kesamaan
6. Proses Komunikasi Interpersonal
C. Hubungan Interpersonal yang Efektif
Mc.Crosky,
Larson dan Knapp dalam bukunya “An Introduction to Interpersonal Communication”
mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan
ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan
komunikan dalam setiap situasi. Ketiga pengarang tersebut memilih istilah
“ketepatan yang lebih besar” (greater accuracy) daripada “ketepatan yang
menyeluruh” (total accuracy), karena memperoleh ketepatan 100% antara
komunikator dan komunikan tidaklah mungkin, dan tidak akan pernah terjadi.
Total accuracy dalam komunikasi menghendaki komunikator dan komunikan mempunyai
pengalaman yang benar-benar sama dalam semua hal yang dibicarakan. Hanya kalau
demikianlah, mereka akan mempunyai pengertian yang benar-benar sama mengenai
suatu pesan dan hanya jika demikianlah mereka akan mempunyai ketepatan yang menyeluruh,
pengertian yang menyeluruh atau komunikasi yang sempurna. Selama orang-orang
berbeda tidak akan pernah bisa membangkitkan ide yang benar-benar sama dalam
benak komunikan sebagai yang dikontribusikan dalam benak komunikator.
Komunikasi yang
lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan berada dalam keadaan
homophily. Homophily adalah sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan
perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifatnya (attribute),
seperti kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya.
Homophily terjadi karena orang-orang yang sama lebih mungkin termasuk kelompok
yang sama, berdiam lebih berdekatan satu sama lain, dan tertarik oleh
kepentingan yang sama. Hal ini berdasarkan penelitian Homans. Dia berpendapat
bahwa lebih dekat kesamaannya sejumlah orang dalam tingkatan sosial, lebih
sering mereka berinteraksi satu sama lain.
Menurut Roger,
hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak
memenuhi kondisi berikut:
a.
Bertemu satu sama lain secara personal.
b.
Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan
berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.
c.
Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar
tanpa menilai atau keberatan.
d.
Menghayati pengalaman satu sama lain dengan
sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain.
e.
Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang
mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.
f.
Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat
perasaan aman terhadap yang lain.
Pace dan Boren
(1973) mengusulkan cara-cara untuk menyempurnakan hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal cenderung menjadi sempurna bila kedua belah pihak
mengenal standar berikut.
- Mengembangkan suatu pertemuan personal yang langsung
satu sama lain mengkomunikasikan perasaan secara langsung.
- Mengkomunikasikan suatu pemahaman empati secara
tepat dengan pribadi orang lain melalui keterbukaan diri.
- Mengkomunikasikan suatu kehangatan, pemahaman yang
positif mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan dan merespons.
- Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan satu sama
lain dengan ekspresi penerimaan secara verbal dan nonverbal.
- Berkomunikasi dengan ramah tamah, wajar, menghargai
secara positif satu sama lain melalui respons yang tidak bersifat menilai.
- Mengkomunikasikan satu keterbukaan dan iklim yang
mendukung melalui konfrontasi yang bersifat membangun.
- Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan arti dengan
negosiasi arti dan memberikan respons yang relevan.
Dari pernyataan
yang dikemukakan oleh ketiga ahli di atas terdapat satu kesamaan yaitu iklim
yang mendukung harus ada agar hubungan interpersonal dapat dijaga dan
disempurnakan. Yang dimaksud lingkungan yang mendukung menurut Liker adalah
apabila atasan mereka menurut persepsi bawahannya sebagai berikut; Mendukung,
ramah tamah, bersifat membantu, baik dan tegas, tidak pernah mengancam,
memperhatikan sungguh-sungguh keadaan bawahannya dan berusaha keras
memperlakukan orang secara sensitif dan penuh pertimbangan, berusaha keras
melayani perhatian yang baik dari karyawannya, menunjukkan kepercayaan dan
memotivasi bawahannya. Sedangkan menurut Jack Gibb iklim yang mendukung bila
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.
Menguraikan sesuatu apa adanya.
Tidak ada berpraduga, menanyakan
pertanyaan untuk informasi, mengemukakan perasaan, kejadian, persepsi atau
proses tanpa menyatakan secara tidak langsung perubahan kepada penerima.
b.
Berorientasi kepada masalah.
Menentukan masalah bersama dan mencari
penyelesaiannya tanpa menghambat tujuan penerima, keputusan dan kemajuan.
c.
Spontan.
Bebas dari tipuan, tidak mempunyai
motif yang tersembunyi, jujur dan lurus.
d.
Kesamaan.
Saling percaya dan menghargai, terlibat
dalam pembuatan perencanaan tanpa mempengaruhi kekuasaan, status atau
penampilan.
e.
Empati.
Menghargai pendengar, mengidentifikasi
saling berbagi dan menerima masalahnya, perasaan dan nilai-nilai.
f.
Bersifat sementara.
Ingin melakukan percobaan dengan
tingkah laku sendiri, sikap dan ide-ide.
Komunikasi
antar pribadi sebagai suatu bentuk perilaku, dapat berubah dan sangat tidak
efektif. Namun demikian, perlu diingat bahwa setiap tindakan komunikasi adalah
berbrda dan mempunyai keunikan-keunikan sendiri.
Karakteristik-karakteristik efektifitas
komunikasi antar pribadi ini oleh Yoseph DeVito dilihat dari dua perspektif,
yaitu:
1. Humanistis,
meliputi sifat-sifat:
a. Keterbukaan
Aspek tentang
komunikasi antar pribadi tentang sifat keterbukaan ada 2. Pertama, bahwa kita
harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Kedua, dari
keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberi tanggapan terhadap orang
lain.
b. Perilaku
suportif
Jack R. Gibb
menyebutkan tiga perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, yakni:
-
Deskriptif,
-
Spontanitas
-
Provisionalisme
c. Perilaku
positif
Komunikasi antar
pribadi akan berkembang bila ada pandangan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi komunikasi.
d. Empatis
Empati adalah
kemauan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang
lain.
e. Kesamaan
Hal ini
mencapkup dua hal, pertama kesamaan bidang pengalaman di antara pelaku
komunikasi. Kedua, komuniaksi antar pribadi harus ada kesamaan dalam hal
mengirim dan menerima pesan.
2. Pragmatis,
meliputi:
a. Bersikap
yakin
Orang yang
mempunyai sifat semacam ini akan bersikap luwes dan tenang, baik secara verbal
maupun nn-verbal.
b. Kebersamaan
Orang denagn
sifat ini, akan memperhatikan dan merasakan kepentingan orang lain.
c. Manajemen
interaksi
Seseorang yang
menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar
dapat memuaskan kedua belah pihak.
d. Perilaku
ekspresif
Perilaku ini
memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi
dengan orang lain.
e. Orientasi
pada orang lain
Untuk mencapai
efektivitas komunikasi, seseorang harus memiliki sifat yang yang berorientasi
pada orang lain. Artinya, kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan orang
lain dalam berkomunikasi.
D. Kekuatan Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Dibandingkan
dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi paling ampuh
dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.
Alasannya adalah sebagai berikut:
Komunikasi antarpribadi umumnya
berlangsung secara tatap muka (face-to-face) sehingga terjadilah kontak pribadi
(personal contact): pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika
komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate
feedback); komunikator mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap
pesan yang dilontarkan
oleh komunikator, ekspresi
wajah komunikator dan gaya bicara komunikator. Apabila umpan baliknya positif,
artinya tanggapan komunikan itu menyenangkan komunikator, komunikator sudah
tentu akan mempertahankan gaya komunikasinya; sebaliknya jika tanggapan
komunikan negatif, komunikator harus mengubah gaya komunikasi sampai komunikasi
berhasil.
Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku
komunikan maka bentuk komunikasi antarpribadi acapkali dipergunakan untuk
melancarkan komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik
komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa
ajakan, bujukan atau rayuan. Tetapi komunikasi persuasif antarpribadi seperti
itu hanya digunakan kepada komunikan yang potensial saja, artinya tokoh yang
mempunyai jajaran dengan pengikutnya atau anak buahnya dalam jumlah yang sangat
banyak, sehingga apabila ia berhasil diubah sikapnya atau ideloginya, maka
seluruh jajaran mengikutinya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk individu dan
sekaligus makhluk social sehingga memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan
sesamanya. Dalam hal ini ketrampilan berkomunikasi dipandang perlu untuk
kelangsungan hidup setiap manusia.
Komunikasi interpersonal dapat diringkas
dengan pernyatan berikut ini:
1.
Pelakunya dua orang atau lebih,
berlangsung secara tatap muka, pelaku memiliki kedudukan yang sama, tidak ada
dominasi sehingga sulit dibedakan antara komunikator dan komunikan.
2.
Tujuan komunikasi
interpersonal:
a.
Mengenal diri sendiri dan orang
lain
b.
Mengetahui dunia luar
c.
Menciptakan dan memelihara
hubungan menjadi bermakna
d.
Mengubahsikap dan perilaku
e.
Bermain dan mencari hiburan
f.
Membantu orang lain
DAFTA PUSTAKA
Blake, Reed H. dan Haroldsen, Edwin
O. 2005. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya: Papyrus
Huda, Muh.Nurul dan Purwowidodo,
Agus. 2013. Komunikasi Pendidikan. Surabaya: Acima Publishing