Friday, January 4, 2019

Komunikasi Interpersonal


Komunikasi Interpersonal
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
 “Komunikasi Pendidikan”
Dosen Pembimbing :
Agus Purwowidodo, M.Pd




Disusun oleh:
1. Siti Musyaropah                 (3214113155)
2. Sutanto Wasis Presetyo      (3214113160)
4. Titin Nur Hidayah               (3214113162)
5. Ayu Indah Sari                   (3214113181)
Tarbiyah/TMT  5E
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
Nopember 2013

KATA PENGANTAR

السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan akal dan kalbu untuk berfikir dan merenungkan ciptaaan-Nya yang Maha Agung, agar senantiasa mengabdi kepada-Nya. Shalawat berangkaikan salam kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membawa perubahan bagi umat manusia dari zaman jahiliyyah menjadi zaman yang terang benderang, zaman  yang beradab dan berilmu pengetahuan, juga sebagai suri tauladan yang baik (uswatun hasanah) untuk dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Dengan adanya makalah ini, kami harap dapat membantu semua pembaca agar mengenal lebih dekat betapa pentingnya mempelajari “Komunikasi Interpersonal”.
Kami menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini, tetapi masih banyak kekurangan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Amin.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfa’at untuk penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya.

والسّلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tulungagung,  11 Nopember 2013


Penyusun


DAFTAR ISI








BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah

Komunikasi ada di mana-mana, bisa di rumah ketika berkumpul bersama di ruang keluarga, di kampus ketika membicarakan tugas kelompok, di masjid ketika khutbah Jumat, di kantor ketika manager memberikan tugas dan di manapun di belahan dunia ini. Ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Dengan komunikasi kita menciptakan hal-hal positif di sekitar kita. Yaitu membentuk rasa saling pengertian menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban. Namun dengan komunikasi juga menciptakan hal-hal negatif di sekitar kita. Misalnya menyuburkan perpecahan, menumbuhkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan hingga menghambat pemikiran.
Salah satu tatanan komunikasi adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal membutuhkan keterampilan dalam mengkomunikasikannya. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis ingin menyajikan mengenai seberapa pentingnya komunikasi interpersonal dalam komunikasi.

B.      Rumusan Masalah


C.     Tujuan



BAB II

PEMBAHASAN

 

A.     Pengertian Komunikasi

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat juga meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin. Komunikasi merupakan suatu proses yang vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan bagi efektivitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manajemen konflik, serta proses-proses organisasi lainnya. Studi-studi tentang perilaku manajerial menunjukkan bahwa bagian terbesar waktu manajer dalam kerja digunakan untuk komunikasi dengan orang lain (Burns, 1954; Kelly, 1964).

B.   Komunikasi Interpersonal

1.      Pengertian Komunikasi Interpersonal

         Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book”. (Devito, 1989 : 4) sebagai: “Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”. (the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback).
Hovland (1948:371) menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi sebagai suatu keadaan interaksi ketika seseorang (komunikator) mengirimkan stimuli (biasanya simbol-simbol verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain (komunikan), dalam sebuah peristiwa tatap muka.
Sebagai suatu proses, komunikasi antarpribadi merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus-menerus atau bisa dibilang merupakan suatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi antarpribadi selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungan.
Proses komunikasi antarpribadi dapat digambarkan sebagai proses yang sirkuler (artinya bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi bertindak sebagai pembicara sekaligus pendengar dan sebagai actor sekaligus reactor) dan terus menerus (sebagai proses yang terus-menerus diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti, sehingga batasan awal dan berakhirnya komunikasi antarpribadi menjadi tidak jelas)

2.      Karakteristik Komunikasi Interpersonal

Ciri-ciri umum dari komunikasi interpersonal, menurut Rogers (dalam Liliweri, 1991) adalah sebagai berikut:
a.    Arus pesan yang ada cenderung dua arah
b.    Konteks komunikasinya tatap muka
c.    Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
d.   Menuntut kemampuan selektivitas yang tinggi
e.    Kecepatan jangkauan terhadap audience yang relatife lebih lambat
f.     Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.
Sifat-sifat komunikasi antarpribadi antara lain:
a.    Tidak terelakkan
Dalam berbagai hal kita sering berkomunikasi tanpa tujuan ayau berkomunikasi tanpa di pikirkan dulu. Misalnya, ketika kita berada di kerumunan orang secara tak sadar kita akan memandang atau memberi tanggapan terhadap sesuatu di sekitar kita.
b.    Tidak dapat diubah
Sesuatu yang sudah dikomunikasikan, tidak  bisa diubah. Oleh sebab itu, kita harus hati-hati jika mengatakn sesuatu kepada orang lain.
c.    Mempunyai dimensi isi dan hubungan
Dalam pengertian ini komunikasi menunjuk pada isi dan hubungan di antara para pelakunya.
d.   Melibatkan proses penyesuaian
Komunikasi bisa berlansung apabila saling memberi sinyal yang sama. Sebaliknya, komunikasi menjadi kurang lancar apabila para pelakunya memiliki system sinyal yang berbeda-beda. Prinsip ini menekankan bahwa melalui komunikasi kita belajar sinyal-sinyal orang lain, komunikasi melibatkan setiap pelaku untuk saling menyesuaikan diri.
e.    Dapat dilihat sebagai hubungan simetris atau hubungan saling melengkapi
Dalam hubungan simetrik, perilaku seseorang akan bercermin pada perilaku rang lain.

3.      Tujuan Komunikasi interpersonal

Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain:
a.         Mengenal diri sendiri dan orang lain
Komunikasi ini memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Melalui komunikasi ini kita juga belajar tentang bagaimana dan sejauhmana kita harus membuka diri pada orang lain. Selain itu, komunikasi ini juga akan membuat kita mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain sehingga Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.
b.         Mengetahui dunia luar
Komunikasi ini memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek dan kejadian-kejadian orang lain.
c.         Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Kita diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk social sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain sehingga kita menggunakan banyak waktu untuk berkomunikasi antarpribadi . hubungan ini membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.
d.        Mengubah sikap dan perilaku
Dalam komunikasi antarpribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui komunikasi antarpribadi.
e.         Bermain dan mencari hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Seringkali tujuan ini dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakuakn karena bisa member suasana yang lepas.
f.          Membantu
Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi antarpribadi.

Adapun tujuan komunikasi inrterpersonal menurut Muhammad (2002) mencangkup berikut ;
a.    Menemukan diri sendiri
b.    Menemukan dunia luar
c.    Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
d.   Berubah sikap dan perilaku
e.    Untuk bermain dan kesenangan
f.     Untuk membantu

4.      Pola Komunikasi Interpersonal

            Komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Ini berarti informasi atau pesan yang diterima dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Pengirim informasi atau pesan merupakan unsur yang paling penting dalam komunikasi interpersonal, karena dapat memberikan umpan balik kepada pengirim informasi atau pesan. Betapa pentingnya umpan balik tidak dapat disangkal lagi, karena keefektifan komunikasi interpersonal sangat tergantung padanya.
            Adapun karakteristik umpan balik efektif menurut Toha (2002) antara lain :
a.    Intensi
Umpan balik yang efektif jika diarahkan secara langsung untuk menyempurnakan pelaksanaan pekerjaan dan lebih menjadikan pegawai organisasi yang paling berharga
b.    Kekhususan specificity
Umpan balik yang efektif dirancang untuk membekali penerimaan dengan informasi yang khusus sehingga mereka mengetahuhi apa yang seharusnya dikerjakan untuk suatu situasi yang benar.
c.    Diskriptif
Efektifitas umpan balik dapat pula dilakukan dengan lebih bersifat deskriptif dibandingkan dengan yang bersifat evaluatif.
d.   Kemanfaatan
Karakteristik ini meminta agar setiap umpan balik mengandung informasi yang dapat digunakan oleh pegawai untuk pejabat dalam rangka memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaan.
e.    Tepat waktu
Umpan balik yang efektif jika terdapat pertimbangan-pertimbangan yang memperhitungkan faktor waktu.yang tepat.
f.     Kesiapan
Agar umpan balik efektif, para pegawai hendaknya mempunyai kesiapan untuk menerima umpan balik tersebut.
g.    Kejelasan
Umpan balik yang efektif, jika dapat dimengerti secara baik oleh penerima.
h.    Validitas
Agar umban balik efektif, maka hendaknya umpan balik tersebut dapat dipercaya dan sah.

5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, diantaranya:
a.    Percaya (trust)
b.    Empati
c.    Sikap sportif
d.   Sikap terbuka
e.    Kesamaan

6. Proses Komunikasi Interpersonal


C.     Hubungan Interpersonal yang Efektif

            Mc.Crosky, Larson dan Knapp dalam bukunya “An Introduction to Interpersonal Communication” mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap situasi. Ketiga pengarang tersebut memilih istilah “ketepatan yang lebih besar” (greater accuracy) daripada “ketepatan yang menyeluruh” (total accuracy), karena memperoleh ketepatan 100% antara komunikator dan komunikan tidaklah mungkin, dan tidak akan pernah terjadi. Total accuracy dalam komunikasi menghendaki komunikator dan komunikan mempunyai pengalaman yang benar-benar sama dalam semua hal yang dibicarakan. Hanya kalau demikianlah, mereka akan mempunyai pengertian yang benar-benar sama mengenai suatu pesan dan hanya jika demikianlah mereka akan mempunyai ketepatan yang menyeluruh, pengertian yang menyeluruh atau komunikasi yang sempurna. Selama orang-orang berbeda tidak akan pernah bisa membangkitkan ide yang benar-benar sama dalam benak komunikan sebagai yang dikontribusikan dalam benak komunikator.
            Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan berada dalam keadaan homophily. Homophily adalah sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifatnya (attribute), seperti kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Homophily terjadi karena orang-orang yang sama lebih mungkin termasuk kelompok yang sama, berdiam lebih berdekatan satu sama lain, dan tertarik oleh kepentingan yang sama. Hal ini berdasarkan penelitian Homans. Dia berpendapat bahwa lebih dekat kesamaannya sejumlah orang dalam tingkatan sosial, lebih sering mereka berinteraksi satu sama lain.
            Menurut Roger, hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak memenuhi kondisi berikut:
a.    Bertemu satu sama lain secara personal.
b.    Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.
c.    Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan.
d.   Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain.
e.    Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.
f.     Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain.

Pace dan Boren (1973) mengusulkan cara-cara untuk menyempurnakan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal cenderung menjadi sempurna bila kedua belah pihak mengenal standar berikut.
  1. Mengembangkan suatu pertemuan personal yang langsung satu sama lain mengkomunikasikan perasaan secara langsung.
  2. Mengkomunikasikan suatu pemahaman empati secara tepat dengan pribadi orang lain melalui keterbukaan diri.
  3. Mengkomunikasikan suatu kehangatan, pemahaman yang positif mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan dan merespons.
  4. Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan satu sama lain dengan ekspresi penerimaan secara verbal dan nonverbal.
  5. Berkomunikasi dengan ramah tamah, wajar, menghargai secara positif satu sama lain melalui respons yang tidak bersifat menilai.
  6. Mengkomunikasikan satu keterbukaan dan iklim yang mendukung melalui konfrontasi yang bersifat membangun.
  7. Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan arti dengan negosiasi arti dan memberikan respons yang relevan.

            Dari pernyataan yang dikemukakan oleh ketiga ahli di atas terdapat satu kesamaan yaitu iklim yang mendukung harus ada agar hubungan interpersonal dapat dijaga dan disempurnakan. Yang dimaksud lingkungan yang mendukung menurut Liker adalah apabila atasan mereka menurut persepsi bawahannya sebagai berikut; Mendukung, ramah tamah, bersifat membantu, baik dan tegas, tidak pernah mengancam, memperhatikan sungguh-sungguh keadaan bawahannya dan berusaha keras memperlakukan orang secara sensitif dan penuh pertimbangan, berusaha keras melayani perhatian yang baik dari karyawannya, menunjukkan kepercayaan dan memotivasi bawahannya. Sedangkan menurut Jack Gibb iklim yang mendukung bila mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.    Menguraikan sesuatu apa adanya.
Tidak ada berpraduga, menanyakan pertanyaan untuk informasi, mengemukakan perasaan, kejadian, persepsi atau proses tanpa menyatakan secara tidak langsung perubahan kepada penerima.
b.    Berorientasi kepada masalah.
Menentukan masalah bersama dan mencari penyelesaiannya tanpa menghambat tujuan penerima, keputusan dan kemajuan.
c.    Spontan.
Bebas dari tipuan, tidak mempunyai motif yang tersembunyi, jujur dan lurus.
d.   Kesamaan.
Saling percaya dan menghargai, terlibat dalam pembuatan perencanaan tanpa mempengaruhi kekuasaan, status atau penampilan.
e.    Empati.
Menghargai pendengar, mengidentifikasi saling berbagi dan menerima masalahnya, perasaan dan nilai-nilai.
f.     Bersifat sementara.
Ingin melakukan percobaan dengan tingkah laku sendiri, sikap dan ide-ide.
Komunikasi antar pribadi sebagai suatu bentuk perilaku, dapat berubah dan sangat tidak efektif. Namun demikian, perlu diingat bahwa setiap tindakan komunikasi adalah berbrda dan mempunyai keunikan-keunikan sendiri. Karakteristik-karakteristik  efektifitas komunikasi antar pribadi ini oleh Yoseph DeVito dilihat dari dua perspektif, yaitu:
1.      Humanistis, meliputi sifat-sifat:
a.       Keterbukaan
Aspek tentang komunikasi antar pribadi tentang sifat keterbukaan ada 2. Pertama, bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberi tanggapan terhadap orang lain.
b.      Perilaku suportif
Jack R. Gibb menyebutkan tiga perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, yakni:
-          Deskriptif,
-          Spontanitas
-          Provisionalisme
c.       Perilaku positif
Komunikasi antar pribadi akan berkembang bila ada pandangan positif terhadap orang lain  dan berbagai situasi komunikasi.
d.      Empatis
Empati adalah kemauan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain.
e.       Kesamaan
Hal ini mencapkup dua hal, pertama kesamaan bidang pengalaman di antara pelaku komunikasi. Kedua, komuniaksi antar pribadi harus ada kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.
2.      Pragmatis, meliputi:
a.       Bersikap yakin
Orang yang mempunyai sifat semacam ini akan bersikap luwes dan tenang, baik secara verbal maupun nn-verbal.
b.      Kebersamaan
Orang denagn sifat ini, akan memperhatikan dan merasakan kepentingan orang lain.
c.       Manajemen interaksi
Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak.
d.      Perilaku ekspresif
Perilaku ini memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain.
e.       Orientasi pada orang lain
Untuk mencapai efektivitas komunikasi, seseorang harus memiliki sifat yang yang berorientasi pada orang lain. Artinya, kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan orang lain dalam berkomunikasi.

D.     Kekuatan Pengaruh Komunikasi Interpersonal

            Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah sebagai berikut:
Komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka (face-to-face) sehingga terjadilah kontak pribadi (personal contact): pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback); komunikator mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang dilontarkan oleh komunikator, ekspresi wajah komunikator dan gaya bicara komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya tanggapan komunikan itu menyenangkan komunikator, komunikator sudah tentu akan mempertahankan gaya komunikasinya; sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif, komunikator harus mengubah gaya komunikasi sampai komunikasi berhasil.
            Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan maka bentuk komunikasi antarpribadi acapkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan. Tetapi komunikasi persuasif antarpribadi seperti itu hanya digunakan kepada komunikan yang potensial saja, artinya tokoh yang mempunyai jajaran dengan pengikutnya atau anak buahnya dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga apabila ia berhasil diubah sikapnya atau ideloginya, maka seluruh jajaran mengikutinya.


BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

      Manusia merupakan makhluk individu dan sekaligus makhluk social sehingga memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam hal ini ketrampilan berkomunikasi dipandang perlu untuk kelangsungan hidup setiap manusia.
      Komunikasi interpersonal dapat diringkas dengan pernyatan berikut ini:
1.      Pelakunya dua orang atau lebih, berlangsung secara tatap muka, pelaku memiliki kedudukan yang sama, tidak ada dominasi sehingga sulit dibedakan antara komunikator dan komunikan.
2.      Tujuan komunikasi interpersonal:
a.      Mengenal diri sendiri dan orang lain
b.      Mengetahui dunia luar
c.       Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
d.      Mengubahsikap dan perilaku
e.       Bermain dan mencari hiburan
f.        Membantu orang lain




DAFTA PUSTAKA


Blake, Reed H. dan Haroldsen, Edwin O. 2005. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya: Papyrus
Huda, Muh.Nurul dan Purwowidodo, Agus. 2013. Komunikasi Pendidikan. Surabaya: Acima Publishing



No comments:

Post a Comment