PenerapanMetode Demonstrasi Dalam
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas V MIN Maron Kademangan Blitar Pada
Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Tahun Ajaran 2016/2017
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sistem
dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan
manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang
tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan
kualitasnya.[1]
Pendidikan sebagai nusaha sadar yang dibutuhkan untuk pembentukan anak manusia
demi menunjang perannya di masa yang akan datang. Oleh karena itu pendidikan
merupakan proses budaya yang mengangkat harkat dan martabat manusia sepanjang
hayat. Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi
dan perkembangan manusia.
Menurut UU Sisdiknas 2002 pada
BAB II tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan. Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia, sehat berilmu, cakap
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggungjawab.[2]
Berhitung merupakan suatu hal yang multi persepsi dalam hal kesulitan atau
kemudahannya, menyenangkan atau membosankan suatu kegiatan tersebut bagi setiap
orang. Meskipun demikian, berhitung merupakan kegiatan sehari-hari yang sudah
melekat pada akativitas setiap orang baik dari anak-anak, remaja dewasa maupun
manula yang tidak bisa dinafikan keberadaanya.
Kemmapuan seseorang dalam
berhitung tidak mungkin diperoleh dengan cara instan (tiba-tiba bisa) dengan
tanpa adanya pembelajaran ataupun pengalaman pembelajaran berhitung terlebih
dahulu, akan tetapi memerlukan proses yang panjang bertahap dan berjenjang. Meskipun
tidak harus melalui pendidikan formal, sebagaimana yang terurai dalam salah
satu hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil
Barr yang artinya “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki
maipun muslim perempuan”.[3]
Berdasar UU Sisdiknas di atas
dapat kita ambil pengertian bahwa proses pendidikan, tidak boleh berlangsung
dengan cara asal-asalan, melainkan harus terprogram dengan matang guna
tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Oleh sebab itu, guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan
belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.[4]
Dalam hal ini, guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanankannya. Kegiatan Belajar
mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu
proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.[5]
Guru dengan sadar berusaha
mengatur lingkungan belajarnya agar bergairah bagi anak didik. Dengan
seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki nguru untuk bagaimana
mempersiapkan program pengajaran secara baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak
pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah
satu komponen yang ikut ambil bagian dari keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi
nyata dan memang betul-betul didirikan oleh seorang guru.[6]
Dalam penggunaan metode terkadang
guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak
mempengaruhi penggunaan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskan
dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentyukan
metode bagaimana yang dipilih guna menunjang tercapainya tujuan yang telah
dirumuskan tersebut.[7]
Metode Demonstrasi merupakan metode
mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan
usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud
adalah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya
sesuatu.[8]
Pembelajaran pada hakekatnya
merupakan praktik pendidikan yang tidak sederhana, terutama berkaitan dengan
kualitas lulusan. Pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu konsep dalam
bidang sosial yang biasanya berhubungan dengan proses dan produk. Peningkatan
proses pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas, baik produk akhir maupun
proses pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas, baik produk akhir maupun
proses yanh dijalani sehingga jika ada salah satu dari faktor tersebut
merupakan isolasi maka tidak akan berjalan secara efektif.
Kualitas belajar sebagai
produk akhir merupakan cara yang terbaik langsung dapat dugunakan untuk
mendeteksi atau sebagai indicator proses pembelajaran.[9]
Terkait dengan semua itu maka tujuan pendidikan adalah terjadinya
perubahan-perubahan yang diharapkan pada peserta didik setelah mengalami proses
pendidikan. Perlu dipahami dipahami bahwa tujuan pendidikan merupakan sesuatu
yang fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Hal ini dikarenakan dari
pendidikan inilah yang akan menentukan corak dari isi pendidikan dari tujuan
pendidikan itu juga akan menentukan corak dari isi pendidikan dari tujuan
pendidikan itu juga akan menentukan ke arah mana anak didik akan di bawa.[10]
Di dalam fungsinya untuk
mengembangkan dan menjamin kelangsunghan hidup bangsa, maka pendidikan nasional
berusaha untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan hidup bangsa, maka
pendidikan nasional berusaha untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan hidup
bangsa, maka pendidikan nasional berusaha untuk mengembangkan dan menjaga
kelangsungan hidup bangsa, maka pendidikan nasional berusaha untukmengembangkan
kemampuan mutu dan martabat kehidupan manusia Indonesia, memerangi segala
kekurangan, keterbelakangan dan kebodohan, memantapkan ketahanan serta
meningkatkan kesatuan dan persatuan berdasarkan kebudayaan bangsa dan Bhineka
Tunggal Ika-an.[11]
Namun pada saat ini, hal-hal
yang telah terurai diatas terlihat mahal untuk tercapai dan teraplikasi
dimasyarakat sebagaimana peneliti temukan di lapangan (institusi sekolah) MI
Maron Kademangan Blitar khususnya, tidak sedikit siswa yang mudah bosan dan
menyerah pada mata pelajaran matematika dengan alasan sulit untuk dipahami,
tidak bisa dan lain-lain, sehingga menyebabkan anak tidak berkonsentrasi
sehingga siswa lebih fokus pada hal lain, bahkan mencari aktifitas lain sebagai
pelampiasan kebosanan mereka, dan ini sangat menganggu siswa lain yang aktif,
khusunya kelas V bahwasanya respon siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika
sangat kurang sekali dan menyebabkan nilai anak-anak untuk mata pelajaran
Matematika cenderung rendah jika disanding dengan nilai mata pelajarannya.[12]
Berhubungan dengan hal
tersebut maka diperlukanlah suatu metode yang benar-benar bisa membimbing
peserta didik agar lebih bisa dan terampil dalam mencari jawaban dan memecahkan
masalah pada pelajaran matematika supaya tujuan instruksional dalam pembelajaran
benar-benar dapat dipenuhi. Dengan metode mencari jawaban yang juga bisa
dikatakan dengan metode demonstrasi atau uga disebut sebagai metoe eksperimen,
merupakan suatu cara belejar vyang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Selain itu metode demonstrasi juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan, ketetapan, kecepatan dan ketrampilan.[13]
Alasan laindi[ilihnya metode
demonstrasi dalam meningkatkan ketrampilan memecahkan masalahdan mencari
jawaban di MI Maron Kademangan Blitar yaitu mengingat bahwasanya pembelajaran
mata pelajaran Matematika di MI Maron Kademangan Blitar tidak di ajar oleh guru
yang merupakan lulusan PGSD atau PGMI melainkan guru yang masih sukuan dan
masih kuliah di perguruan tinggi dengan jurusan olahraga.
Seperti yang dituturkan oleh
Ulfa dan Aisya, siswa kelas V MI Maron. Mereka berdua mengatakan bahwa materi
pelajaran Matematika cenderung sangat sulit terutama ketika sudah memasuki bab
berhitung dan mengingat rumus untuk mengerjakan soal. Hal ini dikarenakan pada
materi tersebut, guru kurang mempunyai ketrampilan untuk membimbing peserta
didik melakukan cara lain untuk mencari rumus yang mudah sehingga pembelajaran
cenderung monoton dan juga akibatnya adalah nilai hasil pelajaran untuk
Matematika cenderung rendah.[14]
Hal ini juga dibenarkan oleh
Zainal Fanani selaku guru mata pelajaran matematika kelas V bahwasanya nilai
anak-anak untuk mata pelajaran Matematika cenderung rendah jika dibandingkan
dengan nilai mata pelajaran lainnya. Hal ini bisa dilihat dari nilai KKM kelas
yang hanya 65 jauh dibawah mata pelajaran lainnya seperti agama. Alas an lain
yang menyebabkan nilai mata pelajaran matematika tidak terlalu tinggi karena
kurangnya guru terampil dalam mencari rumus yang mudah diingat oleh siswa.[15]
Dari hasil pengamatan di MI
Maron kelas V pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa kelihatan
tidak berada dalam posisi siap menerima pelajaran terbukti sikap duduknya tidak
tegap bahkan ada yang menyandarkan kepalanya di meja atau di dinding, mengobrol
dengan teman sebangkunya dan bahkan ada yang sibuk menyalin mata pelajran lain.
Selain itu kebanyakan siswa mengeluh jika diberi tugas atau PR karena tugas
atau PR merupakan tugas kelompok tetapi yang bekerja bukan kelompok melainkan
nindividual atas nama kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa untuk
belajar matematika masih rendah. Nilai matematika pada kelas tersebut dala
ujian UTS sebelum diadakan remedial masih ada kesenjangan antara yang pandai
dengan yang kurang pandai terbukti nilai tertinggi adalah 75,00 sedang terendah
adalah 45,00 dengan rata-rata kelasnya adalah 59,56. Padahal standar nilai
kenaikan kelas mata pelajaran Matematika adalah 65 dengan ketuntasan belajar
minimum adalah 75% dari jumlah seluruh siswa memperoleh nilai 65.[16]
Dengan berkaca pada keadaan
dilapangan tersebut, maka yang dapat kitya jadika sorotan permasalahan adalah
apakah yang menyebabkan anak-anak kurang semangat pada mata pelajaran matematika?
Bagaimanakah metode maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi Matematika pada peserta didik?
Merujuk dari beberapa hal di
atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
Penerapan Metode Demonstrasi dalam “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas V MI Maron Kademangan Blitar Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun
Ruang”
B. RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana
penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan
bangun ruang kelas V di MIN Maron Kademangan Blitar?
2. Apakah
dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kels
V MIN Maron Kademangan Blitar pada mata pelajaran Matematika materi bangun ruang?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasasrkan rumusan masalah penelitian
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. untuk
menjelaskan penerapan metode demostrasi pada pelajaran Matematika pokok bahasan
bangun ruang kelas V di MI Maron Kademangan Blitar
2. untuk
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan
menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika kelas V di MI
Maron Kademangan Blitar
D. MANFAAAT HASIL PENELITIAN
Manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Secara
teoritis
Hasil dari penelitioan ini dapat
berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah serta inovasi
pembelajaran, seperti penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran
matematika di kelas.
2. Secara Praktis
a.
Bagi Kepala MI Maron Kademangan Blitar
-
Sebagai acuan dalam menyusun program
pembelajaran bagi sekolah
-
Sebagai motivasi untuk menyediakan
sarana dan prasarana sekolah untuk terciptanya pembeajaran yang optimal
b.
Bagi guru MI Maron Kademangan Blitar
-
Bahan evaluasi untuk meningkatkan
program kegiatan belajar mengajar di kelas
-
Sebagai model pertimbangan untuk lebih
selektif dan kreatif dalam memlilih suatu bmetode dan model pembelajaran sesuai
dengan materi yang diajarkan
-
Sebagai referensi tambahan (inovasi)
pembelajaran di kelas
-
Mempermudah bagi guru untuk menyampaikan
bahan ajar di kelas
-
Meningkatkan pemahaman materi kepada
siswa
c.
Bagi siswa MI maron Kaemangan Blitar
-
Memberikan kemudahan bagi siswa untuk
meningkatkan hasil bel;ajar siswa pada amata pelajaran Matematika
-
Memberikan motivasi dalam belajar di
kelas dan di luar kelas
d.
Bagi peneliti lain/ Pembaca
-
Sebagai tambahan referensi bagi
mahasiswa semester akhir yang hendak membuat tugas akhir (skripsi) yang sejenis
-
Menambah wawasan tentang menin gkatkan
hasil belajar matematika melalui model pembelajaran kontekstual teaching n
learning dalam pembelajaran di sekolah.
e.
Bagi perputakaan
-
sebagai bahan koleksi dan referensi
sepaya dapat disunakan sebagai mana mestinya
-
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Jika metode Demostrasi
ini diterapkan pada pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang, maka
hasil belajar siswa kelas V MI Maron Kademangan Blitar akan meningkat.
F.
METODE
PENELITIAN
1. Jenis
Penelitian dan Desain Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini nadalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dalam bahsa inggris disebut Classrom Active Reseach (CAR). PTK
sangat cocok untuk mpenelitian ni, karena penelitian diadakan dalam kelas dan
lebih difukuskan pada masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas atau proses
belajar mengajar.
Penelitian Tindakan Kelas berasal dari
tiga kata yaitu, Penelitian Tindakan
Kelas . Berikut Penjelasannya:[17]
a.
Penelitian diartika sebagai kegiatan
mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkna mutu dari suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi penelitian.
b.
Tindakan diartrikan sebagai suatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian
ini berbentuk siklus kegiatan.
c.
Kelas diartikan sebagai sekelompok siswa
dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dengan
menggabungkan ketiga kata tersebut, yakni penelitian, tindakan dan klas, maka
dapat disimpulkan nbahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu yang dapat
memperbaiki proses pembelajaran di kelas .
Arikunto
mndefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan mengajar berupa sebuah tindakan, yang sbagian dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.[18] PTK
yang digunakan adalah PTK Pertisipan yang artinya suatu penelitian dikatakan
sebagai PTK partisipan jika peneliti terlibat langsung di dalam penelitian
sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan. Dengan demikian
sejak perencanaan peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau,
mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisis data serta berakhir dengan
melaporkan hasil penelitiannya.[19]
Penelitian
tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik, menurut Zainal Aqib
karakteeristik PTK meliputi:[20]
1.
Didasarkan pada amasalah guru dan
instruksional
2.
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.
3.
Penelitian sekaligus senbagai praktisi
yang melakukan refleksi.
4.
Bertujuan memperbaiki dan atau
meningkatkan kualuitas praktik instruksional.
5.
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah
dengan beberapa siklus.
Sedangkan
menurut Soedarsono karakeristik PTK meliputi:[21]
1.
Situasional, artiunya berkaitan langsung
dengan permasalahan, konkrit yang dihadaapuii guru dan siswa di kelas
2.
Konstektual, artinya upaya pemecahan
yang berupa model dan prosedur tindakan
tidak lepas adri konteksnya.
3.
Kolaboratif, artinyapertisipasi antara
guru dan siswa dan mungkin asisten yang membantuproses pembelajaran
4.
Self-reflective dan self-eveluative,
artinya pelaksana pelaku tindakan serta obyek yang dikenai tindakan melakukan
refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil atau kemajuan yang dicapai.
5.
Fleksibel, artinya memberikan sedikit
kelonggaraan dalam pelaksanaan tanpa melanggar kaidah metodologi ilmiah.
Dalam
seubuah peneliutain yang dilakukan pastilah mempunyai tujuan, termasuk Peneliti
Tindakan Kleas (PTK).. sehubungan dengan itu tujuan secara umum dari peneliti
an tindakan kelas ini adalah untuk:
a.
Memperbaiki dan meningkatkan kondisi dan
kualitas pembelajaran di kelas.
b.
Meningkatkan layanna professional dalam
konyeks pembelajaran di kelas.
c.
Memberikan Kesempatan kesempatan kepada
guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran ayng dilakukan.[22]
Dalam
beberapa tujuan yang telah dijelaskan di atas, inti dari tujuan PTK tidak lain
adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran yang berkaitan denagn media,
metode, teknik dan lain-lain.
Berdasarkan
jenis penelitian sebagaimnana dipaparkan sebelumnay, rancangan atau desain PTK
yang digunakan adalah model PTK Kemmis & Mc. Tanggart yang dalam alur
penelitiannya yakni meliputi langkah-langkah:[23]
1. Perencanaan
(plan)
2. Melaksanakan
Tindakan (act)
3. Melaksanakan
pengamatan (observe)
4. Mengadakan
Refleksi (reflection)
Sehingga penelitian ini merupakan siklus
spiral, mulai dari perencanaan , pelaksanaan dan refleksi. Perencanaan ini juga
merupakan penelitian individual.
Model Kemmis & Tanggart merupakan
pengembangan konsep yamh diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen
action (tindakan) dengan observe (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan
yang disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan
bahwa penerapan antara action dan observe merupakan dua kegiatan yang tak
terpisahkan, maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan
waktu, jadi jika berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga
dilakukan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan siklus
penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart berikut:
BAGAN 1.1 Siklus
Penelitian Tindakan Kelas
1. Siklus
I
a.
Tahap Perencanaan Tindakan
Rencana pelaksanaa
tindakan, dilakukan sebanyak 2 siklus, namun jika belum tercapai tujuan yang
diinginkan maka akan diadakan siklus tambahan. Penelitian ini dilaksanakan
untuk melihat pengaruh metrode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar
Matemetika siswa di kelas V MI Maron Kademangan Blitar.
Tahap perncanaan yang dilakukan pada
siklus pertama ini adalah sebagai berikut:
1) Menyamakan
persepsi antara peneliti denganguru tentang penerapan metode demonstrasi untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MI Maron Kademangan Blitar
khususnya dalam materi bangunruang.
2) Peneliti
bersama dengan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran matematika
khusussnya materi bangun ruangyang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran.
3) Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menyatakan
ntujuna pem,belajaran dan indicator pencapaian hasil belajar.
b) Membuat
scenario pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap pembelajatran matematika
dengan metode demonstrasi membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana
kondisi belajar mengajar di kelas ketika pembelajaran matematika dengan metode
demonstrasi.
c) Menyiapkan
alat bantu yang sesuai dengan materi kegiatan proses belajar dengan metode
demonstrasi membuat alat evaluasi.
b.
Tahap pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana
yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. Sedangkan guru mata pelajaran
matematika kelas V mengamati proses pembelajaran yang dilakukan melalui lembar
observasi guru dan siswa yang telah disediakan oleh peneliti.
c.
Tahap Observasi
Pada prinsipnya, tahap
ini dilakukan selama penelitian ini berlangsung melakukan pengamatan terhadap
proses pelaksanaan tindakan dngan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat serta melakukan evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
(peserta didik) setelah berlangsungnya tindakan dengan cara:
1) Mengidentifikasi
dan mencatat tingkat perkembangan siswa (peserta didik) tentang konsep-konsep
matematika selama proses belajar mengajar berlangsubg.
2) Melaksanakan
evaluasi dan proses belajar mngajar untuk melihat sejauh mana perubahan yang
terjadi.
d.
Tahap Refleksi
Setelah data tersebut
dianalisis maka peneliti memikirkan, merenungkan, apakah semua kegiatan pada
siklus I telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
2. SIKLUS
II
a.
Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang
akan dilkasanakan pada siklus II yaitu:
a) Merancang
tindakan baru berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I, yang difokuskan
pada penguiatan inisiatif, kreatifitas, serta keberanian.
b) Membuat
rencana pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi menyiapkan alat
bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
c) Membuat
lembar observasi pada siklus II sebagai lanjutan dari siklus I.
d) Membuat
tes evaluasi.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
pembelajatran pada siklus II sebagai perbaikan tindakan pada siklus I dengan
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran
sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pembelajaran.sedangkan
guru mata pelajaran matematika kelas V mengamati proses pembelajaran yang
dilakukan melalui lembar observasi guru dan siswa yang telah disediakan oleh
peneliti.
c. Observasi
Proses
observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I, yaitu mengamati
dan mencatat kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
d. Refleksi
Hasil yang didapat
dalam tahap observasi yang didapat pada siklus II di kumpulkan dan dianalisis
untuk slanjuytnya mengambil suatu kesimpulan bahwa penggunaan metode
demonstrasi pada peserta didik kelas V MI maron Kademangan Blitar sangat
membantu dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika p[ada materi
bangun ruang. Kesimpulan ini diambil
apabila tujuan penelitian benar-benar terlaksana. Jika tujuan belum tercapai
maka harus melaksanakan siklus selanjutnya.
2. Lokasi
Penelitian dan subyek Penelitian
Peneliti mengambil lokasi di MI
maron desa Maron , Kecamatan Kademangan,
Kabupaten Blitar . lokasi penelitian ini
dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa dalam melaksanakan
pembelajaran matematika di MI Maron kelas V khususnya, kuranmg bisa berjalan
denagn baik dan tak jarang iswa menunjukkan sikap yang acuh, bosan dan gaduh,
dan hal tersebut dapat menyebabkan hasi;l belajar siswa kurang begitu baik.
Penelitian
ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V MI Maron desa Maron
Kecamatan Kademangan Kabupate Blitar tahun ajaran 2016/2017. Pemilihan siswa
kelas V merupakan siswa yang mengalami tahap perkmbangan berfikir (transisi)
dari tahap berfikir semi abstrak . dasn masih memiliki semangat bermain yang
cukup tinggi. Dengan melihat hal tersebut maka dibutuhkan suatu sarana yang isa
digunakan untuk meningkatklan minat dan konsentrasi belajar yang tinggi,
sehingga hasil belajar yang diperoleh akan semakin meningkat.
Alasan
lain dipilihnya kelas V dalam proses pembelajran masih bersifat pasif.
Diharapkan dengan adnya penerapan metode demontrasi yang lebih variatif, siswa
dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
3. Teknik
Pengumpulan data
Dalam suatu penelitian
selalu terjadi teknik pengumpulan data. Dan date tersebut dapat bermacam-macam
jenis metode. Jenis metode yang digunakan dalam pengumpulan data tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Tes
Tes adalah rangkaian pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.[24]
Menurut Amir Da’in indrakusuma, tes
adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh
data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seserang dengan
cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.[25]
Dalam penelitian ini tes yang digunakan
untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes tersebut
diberikan kepada siswa guna mendapatkan data kemampuan siswa tentang materi
pelajaran matematika.
Tes yang digunakan adalah soal tebakan
(lisan) yang dilaksanakan pada saat pra tindsakan maupun pada akhior tindakan,
yang nan tinya hasil tes ini akan diolah un tuk mengetahui keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika.
Tes merupakan prosedur yanbg sistematik dimana individual yang di
tes di reperentasikan dengan suatu set stimuli jawaban merekan yang dapat
menunjukkan ke dalam angka.[26]Subyek
dalam hal ini adalah siswa kelas V harus mengisi item-iten yang ada dalam tes
yang telah direncanakan, guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran. Khususnya dalam mata pelajaran matematika.
Tes
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a.
Tes pada awal penelitian (pre test),
dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang akan
diajarkan.
b.
Tes pada akhir setiap tindakan (post
test), dengahn tujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan prestasi belajar
siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menerapkan metrode Demonstrasi.
c.
Tabel kriteria Penilaian
Huruf
|
Angka
0-4
|
Angka
0-100
|
Angka
0-10
|
Predikat
|
A
|
4
|
85-100
|
8,5-10
|
Sangat baik
|
B
|
3
|
70-84
|
7,0-8,4
|
Baik
|
C
|
2
|
55-69
|
5,5-6,9
|
Cukup
|
D
|
1
|
40-54
|
4,0-5,4
|
Kurang
|
E
|
0
|
0-39
|
0,0-3,9
|
Kurang sekali
|
Untuk menghitung hasill tes, baik pre
test maupun post test pada proses pembelajaran dengan metode drill digunakan
rumus percentages correction sebagai berikut:
S=R/N *100
Keterangan
S = Nilai yang dicarai atau diharapkan
R = jumlah skor dari item atau soal yang
di jawab benar
N = skor maksimum ideal dari tes yang
bersangkutan
100 = Bilangan tetap[27]
Adapun
untuk instrument tes sebagaimana terlampir
b.
Observasi
Observasi
adalah upaya untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama
tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.[28]
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan dikelas selama kegiatan
pembelajaran. Kegiatan ini di maksudkan untuk mengetahuiadanya kesesuaian
antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan sertya untuk menjaring data
aktivitas siswa. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dilakukan oleh pengamat.
Dalam
penelitian ini observasi merupakan alat bantui yang digunakan peneliti keyika
mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis dan
terencana terhadap fenomena yang diselidiki. Adapun untuk instrument observasi
sebagaimana terlampir.
c.
Wawancara
Wawancara adalkah percakapan dengan
maksud tertentu[29].
Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawanacara (peneliti) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (siswa dan guru) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan guru
kela V dan siswa kelas V. bagi guru kelas V wawancara dilakukan untuk
memperoleh data awal tentang proses pembelajaran sebelum melakukan penelitian.
Bgai siswa, wawancara dilakukan untuk menelusuri dan menggali pemahaman siswa
tentang materi yang diberikan. Peneliti menggunakan wawancara terstruktur.
Wawancara terstrukltur adaah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri
masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.[30]
d.
Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan
tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam
rangka penyimpulan data releksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.[31]
Catatan ini berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi
kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan dalam
penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk melengkapi data yang tidak
terekam dalam instrument pengumpulan data yang ada dari awal tindakan sampai
akhir tindakan. Dengan demikian diharapkan tidak ada data penting yang
terlewatkan dalam kegiatan penelitian.
e.
Dokumentasi
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan
atau keberhasilan belajar peserta didik juga dapat dilengkapi atau diperkaya
dengan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen. Sebagai informasi
mengenai kegiatan peserta didikdalam mengikuti proses pembelajaran bukan tidak
mungkin saat-saat tertentu diperlukan sedbagai bahan pelengkap bagi pendidik
dalam melakukan evaluasi hasil belajar.[32]
Memperkuat hasil penelitian ini peneliti
menggunakan dokumentasi berupa foto-foto pada saat siswa melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode dokumentasi pada materi bangun ruang.
Adapun dalam menggunakan metode demonstrasi ini siswa lebih aktif dalam
melakukan proses belajar, mereka senang karena media yang digunakan dalam
proses belajar mengajar berupa bangun-bangun yang nyata seperti, bungkus sabun,
kardus kapur, kotak pensil, dan media lain yang menjang materi.
f.
Angket
Angket (Questionaire) juga dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam penilaian hasil belajar.Berbeda dengan
wawancara dimana peneliti berhadap secara langsung dengan peserta didik atau
pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket pengumpul;an data sebagai bahan
penilaian hasil belajar siswa dinilai lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga.
Penyebaran angket dilakuakn setelah
proses pembelajaran. Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Angket berupa komentar (angket
terbuka)ataupun pertanyaan-pertanyaan yang telah dilengkapi jawaban, sehingga
siswa tinggal memilih yang sesuai dengan pendapatnya (angket tertutup).
Penelitian ini menggunakan jenis angket
tertutup, dimana jawaban sudah dipersiapkanoleh peneliti, responden hanya
diminta untuk mengisi salah satu alternatif jawaban yang digunakan , yaitu:
setiap jawaban “Ya” diberi skor 2, jawaban “tudak” diberi skor 1dan apabila
tidak menjawab diberi skor 0. Angket ini diberikan setelah kegiatan
pembelajaran selesai yaitu seteh siklus ketiga dengan tujuan memperoleh
data-data responden yang berhubungan dengan respon siswa.
Analisis data angket dengan mengkaji
setiap pertanyaan. Dari tiap pertanyaan diperoleh skor total dari seluruh
siswa. Skor rata-rsta setiap pertanyaan diperoleh dari skor total dibagi
banyaknya siswa. Untuk menentukan respon siswa, digunakan kriteria sebagai
berikut:[33]
Tabel 1.2 Kriteria
Respon Siswa
Tingkat Keberhasilan
|
Kriteria
|
2,00-1,75
|
Sangat positif
|
1,75-1,50
|
Positif
|
1,50-1,25
|
Negatif
|
1,25-1
|
Sangat Negatif
|
1. 2,00
> skor rata-rata > 1,75 : sangat positif
2. 1,75
> skor rata-rata > 1,50 : positif
3. 1.50
> skor rata-rata > 1,25 : negatif
4. 1,25
> skor rata-rata > 1 : sangat
negatif
Adapun
ketika mengajar matematika pada materi bangun ruang siswa kelas V sangat
merespon materi yang disampaikan oleh guru, mereka menanggapi pelajaran yang
diajarkan oleh guru.
4.
Teknik Anlalisa Data
Analisa
data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisir data, memilah-memilahnya menjadi satuan-satuan yang dapat
dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
paling penting dan dipelajari, dan memuutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.[34]Dalam
penelitian tindakan kelas ini proses analisi data dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,
observasi (pengamatan) yang sudah ditulis dalam catatan lapangan.
Beranjak
dari pendapat diatas, maka penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif
model mengalir dari milles dan Huberman yang meliputi 3 hal yaitu:[35]
a.
Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi Data adalah proses
penyederhanaan yang dilakukan mulai seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data
mentah menjadi data yang bermakna.[36]
Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mempermudah peneliti membuat kesimpulan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam mereduksi data ini peneliti
dibantu rekan sejawat dan kelas V A untuk mendiskusikan hasilo yang
diperolehdari wawancara, observasi dan catatan lapangan, melalui diskusi ini,
maka hasil yang diperoleh dapat maksimal dan diverifikasi.
b.
Penyajian Data (Data Display)
Langkah selanjutnya setelah mereduksi
adalah penyajian data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori penyajian data yang digunakan pada data
PTK adakah teks yang berbentuk naratif.
Dengan penyajian data, maka mempermudah
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami tersebut.
Dari hasil reduksi tadi, selanjutnya
dibuat penafsiran untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnyahasil
penafsiran dapat berupa penjelasan tentang:
1.
Perbedaan antara rancangan dan
pelaksanaan tindakan.
2.
Perlunya perubahan tindakan
3.
Alternative tindakan yang dianggap
paling tepat
4.
Anggapan peneliti, teman sejawat, dan
guru yang terlibat pengamatan dan pencatatan lapangan terhadap tindakan yang
dilakukan
5.
Kendala dan pemecahan
c.
Penarikan kesimpulan (Conclution
Drawing)
Pada
tahap penarikan kesimpulan ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan
kesimpulan terhadap data-data hasil penafsiran. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya pernah ada. Temuan tersebut dapat
berupa deskripsi/gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas,
sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Jika hasil dari kesimpulan ini kurang
kuat, maka perlu ada verifikasi. Verifikasi yaitu menguji kebenaran data.
Pelaksanaan verifikasi merupakan suatu tujuan ulang pada pencatatan lapangan
atau peninjauan kembali serta tukar pikiran dengan teman sejawat.
5.
Indikator keberhasilan
Kriteria
keberhailsn tindakan ni akan dilihat drai indicator proses dan indicator hasil
belajar /pemahaman. Indicator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini
adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai 75% dan siswa
yang mendapat 75 setidak-tidaknya 75% dari jumlah seluruh siswa.
Proses
nilai rata-rata (NR) =-------
Untuk
memudahkan dalam mencari keberhasilan tindakan, sebagaimana yang dikatakan E.
Mulyasa bahwa: kualitas pembelajaran didapat dari segi proses dan segi hasil.
Dari segi proses pembelajaran diketahui berhasil dan berkualitas apabila
seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% siswa terlibat secara aktif
baik secara fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran. Di samping
itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan percaya
diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri sisa seluruhnya atau
sekurang-kurangnya 75%.[37]
Indikator dari penelitian ini adalah 75% dari siswa yang telah mencapai minimal 75. Penepatan nilai 75 didasarkan atas hasil diskusi dengan wakil wali kelas V A dan dengan teman sejawat berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang digunakan Ml tersebut dan setiap siklus mengalami peningkatan.
6. Tahap-tahap Penelitian
Adapaun prosedur penelir\tian yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua tahap. Pertama tahap pra tindakan dan kedua tahap pelaksanaan. Penelitian ini juga dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Rincian tahap-tahap pada penelitian inin adalah sebagai berikut:
a. Tahap pra tindakan
7. tahan pra tindakan dan kedua tahap pelaksanaan. Penelitian ini juga dilaksanakan melatuj dua sikius yalta sikius ¡ dan sikius II. Rincian tahap — tahap pada penelitian ini adalab sebagai benikut:
a. Tahap pra tindakan
Pra tindakan dilakukan sebagai Iangkah awal untuk mengetahui dan menean infomiasi tentang pennasalahan datum pembelajaran matematika. Kegiatan yang dilakukan dalam pra tindakan adalah menetapkan subyek penelitian dan membentuk kelompok belajar yang heterogen dan segi kemampuan akadeinik dan jenis kelamin.
b. Perencanaan tindakan Adapun perencanaan tindakan ini berdasarkan pada observasi awal yang menjadi perencanaan tindakan dengan mengidentifikasj pennasalahan yang ada kemudian diambil tindakan pemecahan masalah yang dipandang tepat.
1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini yang hanus dhlakukan adalah menyusun raneaugan dan sikius per sikius. Setiap siklus direncanakan secura matang. dan segi kegiatan, waktu, tenaga, material dan dana. Hal-hal yang direncanakan diantananya terkait dengan perbuatan rancangan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, menyiapkan maten yang alcan disajikan, mempersiapkan metode Demonsirasi untuk memperlancar proses pembelajaran Matematika kelas V, membuat lemban observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi serta mempersiapkan instrument untuk
merekam dan menganalisjs data meugenai proses dan hasil tindakan. .
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yang dimaksudkan adalah melaksanakan . pembelajaran Matematika dengan maten bangun dan ruang sesuai dengan rancangan pembelajaran. Rancangan tiudakan dalam proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pembelaj aran sesuai dengan rencana pembelajaran.
b. Mengadakan tes awal.
c. Path akhir pembelajaran diadakan evaluasi (soal sesuai dengan kemampuan dasar yang terdapat direncana pembelajaran).
d. Melakukan analisjs data.
3. Tahap pengamatan
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Path sant melakukan pengamatan yang diamati adalah kemampuan siswa dalam menerima maten pelajaran seria,empraktekkan selama pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mencatat hal-hal atau penstiwa yang terjadi di dalam kelas. .
4.Tahap Refleksi
Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan intropeksi din terhadap tundakan pembelajaran dan peneliti yang dilakukan.Dengan denukian refleksi dapat ditentukan
sesudah adanya implementasj tindakan dan hash observasj.Berdag refleksi inilah suatu perbaikan tmdakan selanjutnya ditentukan.
Kegiatan dalam tahap ini adalah:
a. Menganalisa hasil pekezjaan siswa.
b. Menganalisa hasil wawancara.
c. Menganalisa hasil angkèt siswa.
d. Menganalisa lembar observasi siswa.
e. Menganalisa lembar observasi peneiti.
Hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang
alcan digunakan sebagai bahan pertimbanganapakah criteria yang telah ditetapkan
sesuni apa belurn. Jika sudah tercapai dan telah berhasil maka sikius tindakan
berhenti. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil pada sikius tindakan tersebut,
maka peneliti mengulang sikius tindakan . dengan memperbaiki kinerja
pembelajaran path tindakan berikutnya sampai berhasil sesuai dengan criteria
yang telah ditetapkan,
G.Sistemafij, Pembahasan
Mempermudah dalam memahanij skripsi yang akan disusun nantinya, maka peneliti meinandang penlu mengeniukakan sistematika pembahasan sknipsi. Sknipsi ini nantinya tenbagi menjadi tiga bagian, yalta sebagai berikut:.
1. Bagian awal, terdiri dan : sampul (sampul mar), halaman kosong, halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstralç daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan Jampiran. .
2. Bagian mli, terdm dan lima bal, dan masiug-masing bah benisi sub-sub, antara lain:
a. BabI pendahuluan meliputi : latan belakang masalah,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan sistematikapembahasan.
b. I3ab II kajian pustaka, terdiri dan : metodedemonstrasi, hasil belajar, dan bangun ruang
ç. Bab Ill Metode penelitian, meliputi : jenis penelitiandan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisi data, indicator keberhasilan danm prosedur penelitian.
d. Bab IV Laporan keberhasilan, yang berisi: deskripsi hasil penelitian, siklus penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
e. Bab V Penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran-saran3. Bagian akhir terdiri dari : daftar rujukan dan lampiran-lampiran.
[1]
Hujair AH dan Sanaky, Paradigma
Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia,(Yogjakarta:
Safirinda Insania Press,2003), hal. 4
[2]
Undang-undang RI. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional &
Tentang Wajib Belajar . (Bandung Citra Umbara, 2008) , Hal. 6
[3]
http://www.asmaul-husna.com/2015/09/hadits-menuntut-ilmu-hadis-tentang.html?m=1
(diakses pada tanggal 18 Januari 2017)
[4]
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru
Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) hal.21
[5]
Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogjakarta: Teras, 2009),
hal.79
[6]
Saiful bahri Djamarah, Aswan Zain, Stategi Beljar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal 72
[7]
ibid
[8]
Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2011) hal.83
[9]
E Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakara,
2011), hal 37-38
[10]
Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogjakarta: Teras, 2009), hal 9
[11]
Ibid,… hal 11
[12]
Wawancara dengan Ibu Nina Agung Dewi Anggraini guru mata pelajran matematika MI
Maron Kademangan Blitar 12 Januari 2017
[13]
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, hal 95
[14]
Wawancara dengan Ulfa dan Aisya
(keduanya merupakan siswa MI Maron Kademangan)
[15]
Wawancara dengan Zainal Fanani guru Matematika di MI Maron Kademangan Blitar
pada tanggal 8 April
[16]
Ibid
[17]
Zainal Aqip, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Media, 2009) cet v hal
12
[18]
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
hal.3
[19]
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan kelas… hal.20
[20]
Ibid hal .6
[21]
Soedarsono. Aplikasi Penelitiab Tindakan Keklas (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2001), hal.3
[22]
E, Mulyas, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal 155
[23]
Rido Kurnianto, et. All, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Lapis PGMI,
2009), hal.13-15
[24]
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:PT
RIneka Cipta, 2006), hal 150
[25]
Sulistyorini, Evaluasi Pndidikan: dalam meningkatkan Mutu Pendidikan,
(Yogjakarta:Teras, 2009) cet 1, hal.86
[26]
Suikardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogjakarta: Bumi Akasara, 2008)
hal 138
[27]
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004) hal.112
[28]
Tatag, Yuli Eko Siswono, Mengajar & Meneliti, (Surabaya: Unesa University
Press. 2008), hal 25
[29]
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008) hal.25
[30]
Ibid,… hal.190
[31]
Ibid,… hal.209
[32]
Anas Sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2008), hal.90
[33]
Acep, Yonni, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, (Yogjakarta: Famili, 2010),
hal.176
[34]
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,… hal.18
[35]
Susilo, Panduan Penelitian Tindakan kelas,… hal.12
[36]
Tatang Yuli Eko Siswono, Mengajar & Meneliti,… hal. 29
[37]
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),
hal.101-102
No comments:
Post a Comment