Sunday, February 12, 2017

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN

PenerapanMetode Demonstrasi Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas V MIN Maron Kademangan Blitar Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Tahun Ajaran 2016/2017

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.[1] Pendidikan sebagai nusaha sadar yang dibutuhkan untuk pembentukan anak manusia demi menunjang perannya di masa yang akan datang. Oleh karena itu pendidikan merupakan proses budaya yang mengangkat harkat dan martabat manusia sepanjang hayat. Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan manusia.
Menurut UU Sisdiknas 2002 pada BAB II tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggungjawab.[2] Berhitung merupakan suatu hal yang multi persepsi dalam hal kesulitan atau kemudahannya, menyenangkan atau membosankan suatu kegiatan tersebut bagi setiap orang. Meskipun demikian, berhitung merupakan kegiatan sehari-hari yang sudah melekat pada akativitas setiap orang baik dari anak-anak, remaja dewasa maupun manula yang tidak bisa dinafikan keberadaanya.
Kemmapuan seseorang dalam berhitung tidak mungkin diperoleh dengan cara instan (tiba-tiba bisa) dengan tanpa adanya pembelajaran ataupun pengalaman pembelajaran berhitung terlebih dahulu, akan tetapi memerlukan proses yang panjang bertahap dan berjenjang. Meskipun tidak harus melalui pendidikan formal, sebagaimana yang terurai dalam salah satu hadits  yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr yang artinya “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maipun muslim perempuan”.[3]
Berdasar UU Sisdiknas di atas dapat kita ambil pengertian bahwa proses pendidikan, tidak boleh berlangsung dengan cara asal-asalan, melainkan harus terprogram dengan matang guna tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.[4] Dalam hal ini, guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanankannya. Kegiatan Belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.[5]
Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajarnya agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki nguru untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran secara baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian dari keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata dan memang betul-betul didirikan oleh seorang guru.[6]
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskan dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentyukan metode bagaimana yang dipilih guna menunjang tercapainya tujuan yang telah dirumuskan tersebut.[7]
Metode Demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud adalah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.[8]
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan praktik pendidikan yang tidak sederhana, terutama berkaitan dengan kualitas lulusan. Pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu konsep dalam bidang sosial yang biasanya berhubungan dengan proses dan produk. Peningkatan proses pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas, baik produk akhir maupun proses pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas, baik produk akhir maupun proses yanh dijalani sehingga jika ada salah satu dari faktor tersebut merupakan isolasi maka tidak akan berjalan secara efektif.
Kualitas belajar sebagai produk akhir merupakan cara yang terbaik langsung dapat dugunakan untuk mendeteksi atau sebagai indicator proses pembelajaran.[9] Terkait dengan semua itu maka tujuan pendidikan adalah terjadinya perubahan-perubahan yang diharapkan pada peserta didik setelah mengalami proses pendidikan. Perlu dipahami dipahami bahwa tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Hal ini dikarenakan dari pendidikan inilah yang akan menentukan corak dari isi pendidikan dari tujuan pendidikan itu juga akan menentukan corak dari isi pendidikan dari tujuan pendidikan itu juga akan menentukan ke arah mana anak didik akan di bawa.[10]
Di dalam fungsinya untuk mengembangkan dan menjamin kelangsunghan hidup bangsa, maka pendidikan nasional berusaha untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan hidup bangsa, maka pendidikan nasional berusaha untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan hidup bangsa, maka pendidikan nasional berusaha untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan hidup bangsa, maka pendidikan nasional berusaha untukmengembangkan kemampuan mutu dan martabat kehidupan manusia Indonesia, memerangi segala kekurangan, keterbelakangan dan kebodohan, memantapkan ketahanan serta meningkatkan kesatuan dan persatuan berdasarkan kebudayaan bangsa dan Bhineka Tunggal Ika-an.[11]
Namun pada saat ini, hal-hal yang telah terurai diatas terlihat mahal untuk tercapai dan teraplikasi dimasyarakat sebagaimana peneliti temukan di lapangan (institusi sekolah) MI Maron Kademangan Blitar khususnya, tidak sedikit siswa yang mudah bosan dan menyerah pada mata pelajaran matematika dengan alasan sulit untuk dipahami, tidak bisa dan lain-lain, sehingga menyebabkan anak tidak berkonsentrasi sehingga siswa lebih fokus pada hal lain, bahkan mencari aktifitas lain sebagai pelampiasan kebosanan mereka, dan ini sangat menganggu siswa lain yang aktif, khusunya kelas V bahwasanya respon siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika sangat kurang sekali dan menyebabkan nilai anak-anak untuk mata pelajaran Matematika cenderung rendah jika disanding dengan nilai mata pelajarannya.[12]
Berhubungan dengan hal tersebut maka diperlukanlah suatu metode yang benar-benar bisa membimbing peserta didik agar lebih bisa dan terampil dalam mencari jawaban dan memecahkan masalah pada pelajaran matematika supaya tujuan instruksional dalam pembelajaran benar-benar dapat dipenuhi. Dengan metode mencari jawaban yang juga bisa dikatakan dengan metode demonstrasi atau uga disebut sebagai metoe eksperimen, merupakan suatu cara belejar vyang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode demonstrasi juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketetapan, kecepatan dan ketrampilan.[13]
Alasan laindi[ilihnya metode demonstrasi dalam meningkatkan ketrampilan memecahkan masalahdan mencari jawaban di MI Maron Kademangan Blitar yaitu mengingat bahwasanya pembelajaran mata pelajaran Matematika di MI Maron Kademangan Blitar tidak di ajar oleh guru yang merupakan lulusan PGSD atau PGMI melainkan guru yang masih sukuan dan masih kuliah di perguruan tinggi dengan jurusan olahraga.
Seperti yang dituturkan oleh Ulfa dan Aisya, siswa kelas V MI Maron. Mereka berdua mengatakan bahwa materi pelajaran Matematika cenderung sangat sulit terutama ketika sudah memasuki bab berhitung dan mengingat rumus untuk mengerjakan soal. Hal ini dikarenakan pada materi tersebut, guru kurang mempunyai ketrampilan untuk membimbing peserta didik melakukan cara lain untuk mencari rumus yang mudah sehingga pembelajaran cenderung monoton dan juga akibatnya adalah nilai hasil pelajaran untuk Matematika cenderung rendah.[14]
Hal ini juga dibenarkan oleh Zainal Fanani selaku guru mata pelajaran matematika kelas V bahwasanya nilai anak-anak untuk mata pelajaran Matematika cenderung rendah jika dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lainnya. Hal ini bisa dilihat dari nilai KKM kelas yang hanya 65 jauh dibawah mata pelajaran lainnya seperti agama. Alas an lain yang menyebabkan nilai mata pelajaran matematika tidak terlalu tinggi karena kurangnya guru terampil dalam mencari rumus yang mudah diingat oleh siswa.[15]
Dari hasil pengamatan di MI Maron kelas V pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa kelihatan tidak berada dalam posisi siap menerima pelajaran terbukti sikap duduknya tidak tegap bahkan ada yang menyandarkan kepalanya di meja atau di dinding, mengobrol dengan teman sebangkunya dan bahkan ada yang sibuk menyalin mata pelajran lain. Selain itu kebanyakan siswa mengeluh jika diberi tugas atau PR karena tugas atau PR merupakan tugas kelompok tetapi yang bekerja bukan kelompok melainkan nindividual atas nama kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa untuk belajar matematika masih rendah. Nilai matematika pada kelas tersebut dala ujian UTS sebelum diadakan remedial masih ada kesenjangan antara yang pandai dengan yang kurang pandai terbukti nilai tertinggi adalah 75,00 sedang terendah adalah 45,00 dengan rata-rata kelasnya adalah 59,56. Padahal standar nilai kenaikan kelas mata pelajaran Matematika adalah 65 dengan ketuntasan belajar minimum adalah 75% dari jumlah seluruh siswa memperoleh nilai 65.[16]
Dengan berkaca pada keadaan dilapangan tersebut, maka yang dapat kitya jadika sorotan permasalahan adalah apakah yang menyebabkan anak-anak kurang semangat pada mata pelajaran matematika? Bagaimanakah metode maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi Matematika pada peserta didik?
Merujuk dari beberapa hal di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Metode Demonstrasi dalam “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V MI Maron Kademangan Blitar Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang”
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah penelitian ini adalah :
1.      Bagaimana penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan bangun ruang kelas V di MIN Maron Kademangan Blitar?
2.      Apakah dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kels V MIN Maron Kademangan Blitar pada mata pelajaran Matematika  materi bangun ruang?
C.  TUJUAN PENELITIAN 
Berdasasrkan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      untuk menjelaskan penerapan metode demostrasi pada pelajaran Matematika pokok bahasan bangun ruang kelas V di MI Maron Kademangan Blitar
2.      untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika kelas V di MI Maron Kademangan Blitar
D.  MANFAAAT HASIL PENELITIAN
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Secara teoritis
Hasil dari penelitioan ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah serta inovasi pembelajaran, seperti penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika di kelas.
2.    Secara  Praktis
a.              Bagi Kepala MI Maron Kademangan Blitar
-            Sebagai acuan dalam menyusun program pembelajaran bagi sekolah
-            Sebagai motivasi untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah untuk terciptanya pembeajaran yang optimal
b.             Bagi guru MI Maron Kademangan Blitar
-            Bahan evaluasi untuk meningkatkan program kegiatan belajar mengajar di kelas
-            Sebagai model pertimbangan untuk lebih selektif dan kreatif dalam memlilih suatu bmetode dan model pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan
-            Sebagai referensi tambahan (inovasi) pembelajaran di kelas
-            Mempermudah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar di kelas
-            Meningkatkan pemahaman materi kepada siswa
c.              Bagi siswa MI maron Kaemangan Blitar
-            Memberikan kemudahan bagi siswa untuk meningkatkan hasil bel;ajar siswa pada amata pelajaran Matematika
-            Memberikan motivasi dalam belajar di kelas dan di luar kelas
d.             Bagi peneliti lain/ Pembaca
-            Sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa semester akhir yang hendak membuat tugas akhir (skripsi) yang sejenis
-            Menambah wawasan tentang menin gkatkan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran kontekstual teaching n learning dalam pembelajaran di sekolah.
e.              Bagi perputakaan
-            sebagai bahan koleksi dan referensi sepaya dapat disunakan sebagai mana mestinya
-             
E.  HIPOTESIS TINDAKAN
Jika metode Demostrasi ini diterapkan pada pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang, maka hasil belajar siswa kelas V MI Maron Kademangan Blitar akan meningkat.
F.   METODE PENELITIAN
1.      Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini nadalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahsa inggris disebut Classrom Active Reseach (CAR). PTK sangat cocok untuk mpenelitian ni, karena penelitian diadakan dalam kelas dan lebih difukuskan pada masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas atau proses belajar mengajar.
Penelitian Tindakan Kelas berasal dari tiga  kata yaitu, Penelitian Tindakan Kelas . Berikut Penjelasannya:[17]
a.         Penelitian diartika sebagai kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkna mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi penelitian.
b.         Tindakan diartrikan sebagai suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk siklus kegiatan.
c.         Kelas diartikan sebagai sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
     Dengan menggabungkan ketiga kata tersebut, yakni penelitian, tindakan dan klas, maka dapat disimpulkan nbahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu yang dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas .
Arikunto mndefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan mengajar berupa sebuah tindakan, yang sbagian dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.[18] PTK yang digunakan adalah PTK Pertisipan yang artinya suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan jika peneliti terlibat langsung di dalam penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan. Dengan demikian sejak perencanaan peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisis data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.[19]
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik, menurut Zainal Aqib karakteeristik PTK meliputi:[20]
1.         Didasarkan pada amasalah guru dan instruksional
2.         Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.
3.         Penelitian sekaligus senbagai praktisi yang melakukan refleksi.
4.         Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualuitas praktik instruksional.
5.         Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Sedangkan menurut Soedarsono karakeristik PTK meliputi:[21]
1.         Situasional, artiunya berkaitan langsung dengan permasalahan, konkrit yang dihadaapuii guru dan siswa di kelas
2.         Konstektual, artinya upaya pemecahan yang berupa model  dan prosedur tindakan tidak lepas adri konteksnya.
3.         Kolaboratif, artinyapertisipasi antara guru dan siswa dan mungkin asisten yang membantuproses pembelajaran
4.         Self-reflective dan self-eveluative, artinya pelaksana pelaku tindakan serta obyek yang dikenai tindakan melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil atau kemajuan yang dicapai.
5.         Fleksibel, artinya memberikan sedikit kelonggaraan dalam pelaksanaan tanpa melanggar kaidah metodologi ilmiah.
Dalam seubuah peneliutain yang dilakukan pastilah mempunyai tujuan, termasuk Peneliti Tindakan Kleas (PTK).. sehubungan dengan itu tujuan secara umum dari peneliti an tindakan kelas ini adalah untuk:
a.         Memperbaiki dan meningkatkan kondisi dan kualitas pembelajaran di kelas.
b.         Meningkatkan layanna professional dalam konyeks pembelajaran di kelas.
c.         Memberikan Kesempatan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran ayng dilakukan.[22]
Dalam beberapa tujuan yang telah dijelaskan di atas, inti dari tujuan PTK tidak lain adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran yang berkaitan denagn media, metode, teknik dan lain-lain.
Berdasarkan jenis penelitian sebagaimnana dipaparkan sebelumnay, rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah model PTK Kemmis & Mc. Tanggart yang dalam alur penelitiannya yakni meliputi langkah-langkah:[23]
1.      Perencanaan (plan)
2.      Melaksanakan Tindakan (act)
3.      Melaksanakan pengamatan (observe)
4.      Mengadakan Refleksi (reflection)
Sehingga penelitian ini merupakan siklus spiral, mulai dari perencanaan , pelaksanaan dan refleksi. Perencanaan ini juga merupakan penelitian individual.
Model Kemmis & Tanggart merupakan pengembangan konsep yamh diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen action (tindakan) dengan observe (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan yang disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa penerapan antara action dan observe merupakan dua kegiatan yang tak terpisahkan, maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, jadi jika berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga dilakukan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan siklus penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart berikut:

BAGAN 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas














1.    Siklus I
a.    Tahap Perencanaan Tindakan
Rencana pelaksanaa tindakan, dilakukan sebanyak 2 siklus, namun jika belum tercapai tujuan yang diinginkan maka akan diadakan siklus tambahan. Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat pengaruh metrode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar Matemetika siswa di kelas V MI Maron Kademangan Blitar.
Tahap perncanaan yang dilakukan pada siklus pertama ini adalah sebagai berikut:
1)      Menyamakan persepsi antara peneliti denganguru tentang penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MI Maron Kademangan Blitar khususnya dalam materi bangunruang.
2)      Peneliti bersama dengan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran matematika khusussnya materi bangun ruangyang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran.
3)      Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Menyatakan ntujuna pem,belajaran dan indicator pencapaian hasil belajar.
b)      Membuat scenario pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap pembelajatran matematika dengan metode demonstrasi membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi.
c)      Menyiapkan alat bantu yang sesuai dengan materi kegiatan proses belajar dengan metode demonstrasi membuat alat evaluasi.
b.    Tahap pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. Sedangkan guru mata pelajaran matematika kelas V mengamati proses pembelajaran yang dilakukan melalui lembar observasi guru dan siswa yang telah disediakan oleh peneliti.
c.    Tahap Observasi
Pada prinsipnya, tahap ini dilakukan selama penelitian ini berlangsung melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dngan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melakukan evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa (peserta didik) setelah berlangsungnya tindakan dengan cara:
1)      Mengidentifikasi dan mencatat tingkat perkembangan siswa (peserta didik) tentang konsep-konsep matematika selama proses belajar mengajar berlangsubg.
2)      Melaksanakan evaluasi dan proses belajar mngajar untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi.
d.   Tahap Refleksi
Setelah data tersebut dianalisis maka peneliti memikirkan, merenungkan, apakah semua kegiatan pada siklus I telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
2.     SIKLUS II
a.    Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang akan dilkasanakan pada siklus II yaitu:
a)      Merancang tindakan baru berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I, yang difokuskan pada penguiatan inisiatif, kreatifitas, serta keberanian.
b)      Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi menyiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
c)      Membuat lembar observasi pada siklus II sebagai lanjutan dari siklus I.
d)     Membuat tes evaluasi.
b.    Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajatran pada siklus II sebagai perbaikan tindakan pada siklus I dengan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pembelajaran.sedangkan guru mata pelajaran matematika kelas V mengamati proses pembelajaran yang dilakukan melalui lembar observasi guru dan siswa yang telah disediakan oleh peneliti.
c.    Observasi
Proses observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I, yaitu mengamati dan mencatat kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
d.   Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi yang didapat pada siklus II di kumpulkan dan dianalisis untuk slanjuytnya mengambil suatu kesimpulan bahwa penggunaan metode demonstrasi pada peserta didik kelas V MI maron Kademangan Blitar sangat membantu dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika p[ada materi bangun  ruang. Kesimpulan ini diambil apabila tujuan penelitian benar-benar terlaksana. Jika tujuan belum tercapai maka harus melaksanakan siklus selanjutnya.

2.      Lokasi Penelitian dan subyek Penelitian
              Peneliti mengambil lokasi di MI maron desa Maron , Kecamatan  Kademangan, Kabupaten  Blitar . lokasi penelitian ini dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran matematika di MI Maron kelas V khususnya, kuranmg bisa berjalan denagn baik dan tak jarang iswa menunjukkan sikap yang acuh, bosan dan gaduh, dan hal tersebut dapat menyebabkan hasi;l belajar siswa kurang begitu baik.
Penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V MI Maron desa Maron Kecamatan Kademangan Kabupate Blitar tahun ajaran 2016/2017. Pemilihan siswa kelas V merupakan siswa yang mengalami tahap perkmbangan berfikir (transisi) dari tahap berfikir semi abstrak . dasn masih memiliki semangat bermain yang cukup tinggi. Dengan melihat hal tersebut maka dibutuhkan suatu sarana yang isa digunakan untuk meningkatklan minat dan konsentrasi belajar yang tinggi, sehingga hasil belajar yang diperoleh akan semakin meningkat.
Alasan lain dipilihnya kelas V dalam proses pembelajran masih bersifat pasif. Diharapkan dengan adnya penerapan metode demontrasi yang lebih variatif, siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
3.      Teknik Pengumpulan data
Dalam suatu penelitian selalu terjadi teknik pengumpulan data. Dan date tersebut dapat bermacam-macam jenis metode. Jenis metode yang digunakan dalam pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Tes
Tes adalah rangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.[24]
Menurut Amir Da’in indrakusuma, tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seserang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.[25]
Dalam penelitian ini tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes tersebut diberikan kepada siswa guna mendapatkan data kemampuan siswa tentang materi pelajaran matematika.
Tes yang digunakan adalah soal tebakan (lisan) yang dilaksanakan pada saat pra tindsakan maupun pada akhior tindakan, yang nan tinya hasil tes ini akan diolah un tuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses  pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika.
Tes merupakan prosedur  yanbg sistematik dimana individual yang di tes di reperentasikan dengan suatu set stimuli jawaban merekan yang dapat menunjukkan ke dalam angka.[26]Subyek dalam hal ini adalah siswa kelas V harus mengisi item-iten yang ada dalam tes yang telah direncanakan, guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Khususnya dalam mata pelajaran matematika.
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a.    Tes pada awal penelitian (pre test), dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan.
b.    Tes pada akhir setiap tindakan (post test), dengahn tujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan prestasi belajar siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menerapkan metrode Demonstrasi.
c.    Tabel kriteria Penilaian
Huruf
Angka 0-4
Angka 0-100
Angka 0-10
Predikat
A
4
85-100
8,5-10
Sangat baik
B
3
70-84
7,0-8,4
Baik
C
2
55-69
5,5-6,9
Cukup
D
1
40-54
4,0-5,4
Kurang
E
0
0-39
0,0-3,9
Kurang sekali

Untuk menghitung hasill tes, baik pre test maupun post test pada proses pembelajaran dengan metode drill digunakan rumus percentages correction sebagai berikut:
S=R/N *100
Keterangan
S = Nilai yang dicarai atau diharapkan
R = jumlah skor dari item atau soal yang di jawab benar
N = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap[27]
Adapun untuk instrument tes sebagaimana terlampir

b.                   Observasi
Observasi adalah upaya untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.[28] Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan dikelas selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini di maksudkan untuk mengetahuiadanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan sertya untuk menjaring data aktivitas siswa. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dilakukan oleh pengamat.
Dalam penelitian ini observasi merupakan alat bantui yang digunakan peneliti keyika mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis dan terencana terhadap fenomena yang diselidiki. Adapun untuk instrument observasi sebagaimana terlampir.
c.    Wawancara
Wawancara adalkah percakapan dengan maksud tertentu[29]. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawanacara (peneliti) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (siswa dan guru) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan guru kela V dan siswa kelas V. bagi guru kelas V wawancara dilakukan untuk memperoleh data awal tentang proses pembelajaran sebelum melakukan penelitian. Bgai siswa, wawancara dilakukan untuk menelusuri dan menggali pemahaman siswa tentang materi yang diberikan. Peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstrukltur adaah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.[30]
d.   Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka penyimpulan data releksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.[31] Catatan ini berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrument pengumpulan data yang ada dari awal tindakan sampai akhir tindakan. Dengan demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian.
e.    Dokumentasi
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen. Sebagai informasi mengenai kegiatan peserta didikdalam mengikuti proses pembelajaran bukan tidak mungkin saat-saat tertentu diperlukan sedbagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar.[32]
Memperkuat hasil penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto-foto pada saat siswa melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode dokumentasi pada materi bangun ruang. Adapun dalam menggunakan metode demonstrasi ini siswa lebih aktif dalam melakukan proses belajar, mereka senang karena media yang digunakan dalam proses belajar mengajar berupa bangun-bangun yang nyata seperti, bungkus sabun, kardus kapur, kotak pensil, dan media lain yang menjang materi.
f.     Angket
Angket (Questionaire) juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam penilaian hasil belajar.Berbeda dengan wawancara dimana peneliti berhadap secara langsung dengan peserta didik atau pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket pengumpul;an data sebagai bahan penilaian hasil belajar siswa dinilai lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga.
Penyebaran angket dilakuakn setelah proses pembelajaran. Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Angket berupa komentar (angket terbuka)ataupun pertanyaan-pertanyaan yang telah dilengkapi jawaban, sehingga siswa tinggal memilih yang sesuai dengan pendapatnya (angket tertutup).
Penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup, dimana jawaban sudah dipersiapkanoleh peneliti, responden hanya diminta untuk mengisi salah satu alternatif jawaban yang digunakan , yaitu: setiap jawaban “Ya” diberi skor 2, jawaban “tudak” diberi skor 1dan apabila tidak menjawab diberi skor 0. Angket ini diberikan setelah kegiatan pembelajaran selesai yaitu seteh siklus ketiga dengan tujuan memperoleh data-data responden yang berhubungan dengan respon siswa.
Analisis data angket dengan mengkaji setiap pertanyaan. Dari tiap pertanyaan diperoleh skor total dari seluruh siswa. Skor rata-rsta setiap pertanyaan diperoleh dari skor total dibagi banyaknya siswa. Untuk menentukan respon siswa, digunakan kriteria sebagai berikut:[33]

Tabel 1.2 Kriteria Respon Siswa
Tingkat Keberhasilan
Kriteria
2,00-1,75
Sangat positif
1,75-1,50
Positif
1,50-1,25
Negatif
1,25-1
Sangat Negatif

1.    2,00 > skor rata-rata > 1,75 : sangat positif
2.    1,75 > skor rata-rata > 1,50 : positif
3.    1.50 > skor rata-rata > 1,25 : negatif
4.    1,25 > skor rata-rata > 1      : sangat negatif
Adapun ketika mengajar matematika pada materi bangun ruang siswa kelas V sangat merespon materi yang disampaikan oleh guru, mereka menanggapi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
4. Teknik Anlalisa Data
Analisa data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah-memilahnya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang paling penting dan dipelajari, dan memuutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.[34]Dalam penelitian tindakan kelas ini proses analisi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, observasi (pengamatan) yang sudah ditulis dalam catatan lapangan.
Beranjak dari pendapat diatas, maka penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif model mengalir dari milles dan Huberman yang meliputi 3 hal yaitu:[35]
a.         Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi Data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan mulai seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data mentah menjadi data yang bermakna.[36]
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mempermudah peneliti membuat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam mereduksi data ini peneliti dibantu rekan sejawat dan kelas V A untuk mendiskusikan hasilo yang diperolehdari wawancara, observasi dan catatan lapangan, melalui diskusi ini, maka hasil yang diperoleh dapat maksimal dan diverifikasi.
b.        Penyajian Data (Data Display)
Langkah selanjutnya setelah mereduksi adalah penyajian data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori penyajian data yang digunakan pada data PTK adakah teks yang berbentuk naratif.
Dengan penyajian data, maka mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Dari hasil reduksi tadi, selanjutnya dibuat penafsiran untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnyahasil penafsiran dapat berupa penjelasan tentang:
1.         Perbedaan antara rancangan dan pelaksanaan tindakan.
2.         Perlunya perubahan tindakan
3.         Alternative tindakan yang dianggap paling tepat
4.         Anggapan peneliti, teman sejawat, dan guru yang terlibat pengamatan dan pencatatan lapangan terhadap tindakan yang dilakukan
5.         Kendala dan pemecahan
c.    Penarikan kesimpulan (Conclution Drawing)
Pada tahap penarikan kesimpulan ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kesimpulan terhadap data-data hasil penafsiran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi/gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Jika hasil dari kesimpulan ini kurang kuat, maka perlu ada verifikasi. Verifikasi yaitu menguji kebenaran data. Pelaksanaan verifikasi merupakan suatu tujuan ulang pada pencatatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran dengan teman sejawat.
5. Indikator keberhasilan
Kriteria keberhailsn tindakan ni akan dilihat drai indicator proses dan indicator hasil belajar /pemahaman. Indicator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai 75% dan siswa yang mendapat 75 setidak-tidaknya 75% dari jumlah seluruh siswa.
Proses nilai rata-rata (NR) =-------
Untuk memudahkan dalam mencari keberhasilan tindakan, sebagaimana yang dikatakan E. Mulyasa bahwa: kualitas pembelajaran didapat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses pembelajaran diketahui berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% siswa terlibat secara aktif baik secara fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran. Di samping itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri sisa seluruhnya atau sekurang-kurangnya 75%.[37]
Indikator dari penelitian ini adalah 75% dari siswa yang telah mencapai minimal 75. Penepatan nilai 75 didasarkan atas hasil diskusi dengan wakil wali kelas V A dan dengan teman sejawat berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang digunakan Ml tersebut dan setiap siklus mengalami peningkatan. 
 
6.        Tahap-tahap Penelitian
 
Adapaun prosedur penelir\tian yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua tahap. Pertama tahap pra tindakan dan kedua tahap pelaksanaan. Penelitian ini juga dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Rincian tahap-tahap pada penelitian inin adalah sebagai berikut:
a.       Tahap pra tindakan
 
 
7.    tahan pra tindakan dan kedua tahap pelaksanaan. Penelitian ini juga dilaksanakan melatuj dua sikius yalta sikius ¡ dan sikius II.

Rincian tahap — tahap pada penelitian ini adalab sebagai benikut:
a.        Tahap pra tindakan



 
Pra tindakan dilakukan sebagai Iangkah awal untuk mengetahui dan menean infomiasi tentang pennasalahan datum pembelajaran matematika. Kegiatan yang dilakukan dalam pra tindakan adalah menetapkan subyek penelitian dan membentuk kelompok belajar yang heterogen dan segi kemampuan akadeinik dan jenis kelamin.
b.      Perencanaan tindakan

Adapun perencanaan tindakan ini berdasarkan pada observasi awal yang menjadi perencanaan tindakan dengan mengidentifikasj pennasalahan yang ada kemudian diambil tindakan pemecahan masalah yang dipandang tepat.



 
1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini yang hanus dhlakukan adalah menyusun raneaugan dan sikius per sikius. Setiap siklus direncanakan secura matang. dan segi kegiatan, waktu, tenaga, material dan dana. Hal-hal yang direncanakan diantananya terkait dengan perbuatan rancangan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran, menyiapkan maten yang alcan disajikan, mempersiapkan metode Demonsirasi untuk memperlancar proses pembelajaran Matematika kelas V, membuat lemban observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi serta mempersiapkan instrument untuk

merekam dan menganalisjs data meugenai proses dan hasil tindakan. .



2. Tahap Pelaksanaan
            Tahap pelaksanaan yang dimaksudkan adalah melaksanakan . pembelajaran Matematika dengan maten bangun dan ruang sesuai dengan rancangan pembelajaran. Rancangan tiudakan dalam proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelaj aran sesuai dengan rencana pembelajaran.

b. Mengadakan tes awal.

c. Path akhir pembelajaran diadakan evaluasi (soal sesuai dengan kemampuan dasar yang terdapat direncana pembelajaran).

d. Melakukan analisjs data.



3. Tahap pengamatan

Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Path sant melakukan pengamatan yang diamati adalah kemampuan siswa dalam menerima maten pelajaran seria,empraktekkan selama pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mencatat hal-hal atau penstiwa yang terjadi di dalam kelas. .



 
4.Tahap Refleksi

Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan intropeksi din terhadap tundakan pembelajaran dan peneliti yang dilakukan.Dengan denukian refleksi dapat ditentukan

sesudah adanya implementasj tindakan dan hash observasj.Berdag refleksi inilah suatu perbaikan tmdakan selanjutnya ditentukan.
Kegiatan dalam tahap ini adalah:
a. Menganalisa hasil pekezjaan siswa.
b. Menganalisa hasil wawancara.
c. Menganalisa hasil angkèt siswa.
d. Menganalisa lembar observasi siswa.
e. Menganalisa lembar observasi peneiti.



 
            Hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang alcan digunakan sebagai bahan pertimbanganapakah criteria yang telah ditetapkan sesuni apa belurn. Jika sudah tercapai dan telah berhasil maka sikius tindakan berhenti. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil pada sikius tindakan tersebut, maka peneliti mengulang sikius tindakan . dengan memperbaiki kinerja pembelajaran path tindakan berikutnya sampai berhasil sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan,
G.Sistemafij, Pembahasan



 
               Mempermudah dalam memahanij skripsi yang akan disusun nantinya, maka peneliti meinandang penlu mengeniukakan sistematika pembahasan sknipsi. Sknipsi ini nantinya tenbagi menjadi tiga bagian, yalta sebagai berikut:.



1. Bagian awal, terdiri dan : sampul (sampul mar), halaman kosong, halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstralç daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan Jampiran. .

2. Bagian mli, terdm dan lima bal, dan masiug-masing bah benisi sub-sub, antara lain:

a. BabI pendahuluan meliputi : latan belakang masalah,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan sistematikapembahasan.

b. I3ab II kajian pustaka, terdiri dan : metodedemonstrasi, hasil belajar, dan bangun ruang
ç. Bab Ill Metode penelitian, meliputi : jenis penelitiandan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisi data, indicator keberhasilan danm prosedur penelitian.
d. Bab IV Laporan keberhasilan, yang berisi: deskripsi hasil penelitian, siklus penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
e. Bab V Penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran-saran3. Bagian akhir terdiri dari : daftar rujukan dan lampiran-lampiran.


[1] Hujair AH dan Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia,(Yogjakarta: Safirinda Insania Press,2003), hal. 4
[2] Undang-undang RI. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional & Tentang Wajib Belajar . (Bandung Citra Umbara, 2008) , Hal. 6
[4] Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) hal.21
[5] Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogjakarta: Teras, 2009), hal.79
[6] Saiful bahri Djamarah, Aswan Zain, Stategi Beljar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal 72
[7] ibid
[8] Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011) hal.83
[9] E Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakara, 2011), hal 37-38
[10] Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogjakarta: Teras, 2009), hal 9
[11] Ibid,… hal 11
[12] Wawancara dengan Ibu Nina Agung Dewi Anggraini guru mata pelajran matematika MI Maron Kademangan Blitar 12 Januari 2017
[13] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, hal 95
[14] Wawancara dengan Ulfa dan Aisya  (keduanya merupakan siswa MI Maron Kademangan)
[15] Wawancara dengan Zainal Fanani guru Matematika di MI Maron Kademangan Blitar pada tanggal 8 April
[16] Ibid
[17] Zainal Aqip, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Media, 2009) cet v hal 12
[18] Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hal.3
[19] Zainal Aqib, Penelitian Tindakan kelas… hal.20
[20] Ibid hal .6
[21] Soedarsono. Aplikasi Penelitiab Tindakan Keklas (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), hal.3

[22] E, Mulyas, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal 155
[23] Rido Kurnianto, et. All, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Lapis PGMI, 2009), hal.13-15
[24] Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:PT RIneka Cipta, 2006), hal 150
[25] Sulistyorini, Evaluasi Pndidikan: dalam meningkatkan Mutu Pendidikan, (Yogjakarta:Teras, 2009) cet 1, hal.86
[26] Suikardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogjakarta: Bumi Akasara, 2008) hal 138
[27] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) hal.112
[28] Tatag, Yuli Eko Siswono, Mengajar & Meneliti, (Surabaya: Unesa University Press. 2008), hal 25
[29] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) hal.25
[30] Ibid,… hal.190
[31] Ibid,… hal.209
[32] Anas Sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), hal.90
[33] Acep, Yonni, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, (Yogjakarta: Famili, 2010), hal.176
[34] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,… hal.18
[35] Susilo, Panduan Penelitian Tindakan kelas,… hal.12
[36] Tatang Yuli Eko Siswono, Mengajar & Meneliti,… hal. 29
[37] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal.101-102

No comments:

Post a Comment